Monday, May 28, 2012

Teori Drama

Hal- hal yang harus diperhatikan sebelum pementasan drama:

1. Baca naskah drama yang akan dipentaskan berkali- kali hingga watak tokoh benar- benar dapat dipahami
2. Setelah mengetahui watak tokoh, pilih pemain yang cocok dan mampu memerankan tokoh
3. Pertimbangkan perbandingan usia dan perawakan tokoh
4. Pertimbangkan pula kemampuan pemain. Sebaiknya pilih pemain yang 'pintar', yang dapat menguasai peran yang dimainkan hanya dalam waktu singkat

Hal- hal yang harus diperhatikan saat pementasan drama:

1. Posisi Tokoh (Blocking)
Posisi tokoh atau biasa disebut blocking bertujuan mengatur gerak panggung pemain agar para pemain tidak saling menutupi sehingga penonton dapat melihat mimik dan ekspresi masing- masing pemain drama. Gerak panggung sebaiknya sebagai berikut:
a. Gerak panggung hanya dilakukan jika ada maksud dan tujuan tertentu
b. Gerak panggung dapat menarik perhatian penonton
c. Gerak panggung boleh dilakukan sambil berbicara atau berurutan. Apabila berbicara terlebih dahulu baru kemudian bergerak, utamakan geraknya. Sedangkan apabila bergerak dulu baru kemudian berbicara utamakan bicaranya.
d. Gerak panggung hanya dilakukan dengan gerak maju. Gerak mundur dan menyamping sebaiknya dilakukan jika hanya ada alasan tertentu.
e. Gerak panggung cepat mengidentifikasikan ada suatu hal yang penting sedangkan gerak panggung lambat menunjukkan kesedihan, keputusasaan, atau kekhidmatan.

2. Tata Busana
Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain baik bahan , model maupun cara pemakaiannya. Biasanya tugas ini dirangkap oleh penata rias, karena untuk menampilkan rupa dan postur tokoh, pemain perlu dirias dengan pakaian yang cocok. Peran dan fungsi tata busana adalah:
a. Mendukung pengembangan watak pemain
b. Meningkatkan daya saran dan daya suasana
c. Personalisasi pemain, membedakan pemain yang satu dengan pemain lainnya. Penata busana sebaiknya adalah orang yang dapat menafsirkan tokoh dan memantaskan rias dan pakaian.

3. Tata Panggung
Keadaan panggung yang dibutuhkan untuk pementasan drama yang menggambarkan tempat, waktu dan suasana. Panggung adalah arena atau tempat pementasan drama. Agar penonton yang duduk di belakang dapat melihat dengan jelas, panggung sebaiknya diletakkan di depan dan lebih tinggi dari kursi penonton. Penata panggung sebaiknya adalah orang yang mengerti keindahan dan komposisi penataan yang baik.

4. Tata Lampu
Pengaturan cahaya di panggung oleh penata lampu. Menggunakan kotak besar berlensa berisi lampu ratusan watt yang dinamakan spot light. Penata lampu sebaiknya mengerti teknik kelistrikan.

5. Tata Suara
Pengaturan pengeras suara dan musik pengiring agar suasana lebih meyakinkan dan mantap bagi para penonton.  Penata musik harus pintar menafsirkan musik pengiring yang cocok.

Tahap- tahap saat akan mementaskan drama

1. Membaca umum
Membaca dialog secara bergantian dari awal hingga akhir dengan tidak berdasarkan dialog yang akan diucapkan pada saat pementasan melainkan semua dialog secara bergilir. Bertujuan agar para pemain mengetahui semua dialog lawan mainnya, memperdalam intonasi, cepat lambat suara dan memantapkan pengetahuan jalan cerita

2. Membaca terpusat
Membaca dialog dari awal hingga akhir secara bergantian berdasarkan dialog yang akan dibacakan pada pementasan. Bertujuan melancarkan percakapan antar pemain, melatih mimik dan meningkatkan penguasaan jalan cerita secara menyeluruh

3. Berlatih akting dan blocking

Pemain mengetahui bagaimana teknik muncul yang baik, mimik dan gerak, menonjolkan perasaan dan pikiran dalam dialog dan memperhatikan perpindahan gerak.

4. Observasi

Untuk memerankan tokoh dengan penghayatan yang dalam. Amati peristiwa, kebiasaan yang berkaitan dengan tokoh yang akan diperankan.

5. Uji Coba

Hasil latihan diuji coba dengan memperhatikan:
1. Para pemain sudah hapal dialog
2. Akting dan blocking sudah dikuasai
3. Segala properti yang akan digunakan sudah siap pakai

Dalam drama terdapat tokoh protagonis yaitu  tokoh yang pertama- tama menghadapi masalahdan terlibat dalam kesukaran, merupakan tokoh penggerak cerita. Tokoh antagonis penghalang dan pembawa masalah bagi protagonis. Dan tokoh tritagonis, tokoh yang merupakan kepercayaan antagonis atau protagonis.

Mementaskan drama sederhana perlu melatih hal berikut:

1. Gerak- gerik (Gestur)
Pemain drama perlu mengontrol tubuh agar sesuai dengan peran. Hal ini dapat dilatih dengan latihan olah tubuh dan observasi terhadap figur tokoh yang diperankan.

2. Mimik (Ekspresi)
Bertujuan agar penonton mengetahui suasana hati yang diperlihatkan oleh tokoh. Hal ini dapat dilatih dengan senam wajah

3. Intonasi
Bertujuan agar penonton tidak jenuh dan pemranan tokoh lebih hidup. Pengolahan intonasi dapat dilakukan dengan cara:
a. Menaik- turunkan volume suara
b. Merendah- tinggikan frekuesnsi nada bicara
c. Mengatur tempo pengucapan
d. Mengatur dan mengolah warna serta tekstur suara

Dirangkum dari:
BSE XI: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia
Selengkapnya...

Sunday, May 27, 2012

Fakta dan Opini dalam Editorial


Editorial atau tajuk rencana adalah tulisan dalam surat kabar atau majalah yang berisi permasalahan aktual berdasarkan sudut pandang redaksi surat kabar atau majalah tersebut. Editorial berisi fakta atau opini. 

Dalam tajuk rencana, fakta adalah hal- hal aktual yang diambil dari gejala atau peristiwa tertentu di masyarakat. Sedangkan opini adalah tanggapan redaksi terhadap gejala atau peristiwa yang dijadikan pokok pembicaraan dalam tajuk rencana.

Dirangkum dari:
BSE XI: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia
Selengkapnya...

Karya Tulis Ilmiah

Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang berisi berbagai informasi. Informasi tersebut diperoleh dari hasil pengamatan dan penelitian. Contoh karya tulis ialah makalah, desertasi, laporan penelitian, skripsi, dan tesis.

Karakteristik Karya Ilmiah yaitu:
1. Merupakan hasil kajian literatur atau laporan pengamatan dan penelitian
2. Menampilkan sejauh mana kemampuan penulis dalam memahami permasalahan yang dibahas
3. Menampilkan kemampuan meramu berbagai informasi dalam bentuk karya tulis yang utuh

Hal- hal yang harus dilengkapi dalam karya tulis ialah:
1. Judul
2. Pendahuluan
3. Permasalahan
4. Pembahasan
5. Simpulan dan saran
6. Penutup
7. Daftar Pustaka


Dirangkum dari:
BSE XI: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia

Susunan karya tulis ilmiah sederhana:
1. Halaman Judul
- Cover
- Lembar pengesahan
- Lembar Motto
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Bab I. Pendahuluan
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan
- Metodologi Penelitian
- Sistematika Penulisan
5. Bab II. Pembahasan
6. Bab III. Penutup
- Kesimpulan
- Saran
7. Daftar Pustaka
8. Lampiran

Sebelum membuat karya tulis akan lebih mudah apabila dibuat terlebih dulu kerangka karya tulis yang akan dibuat. Selanjutnya kerangka tersebut dapat dikembangkan secara lebih terperinci dengan mencantumkan berbagai data dan informasi yang diperoleh baik lewat internet, wawancara, pengamatan, kuisioner, angket, artikel, buku, surat kabar, majalah,dll.  Contoh kerangka karya tulis sederhana:

Kerangka Karya Tulis
Dampak Penggunaan Twitter terhadap Prestasi Belajar Siswa

Bagian Pendahuluan

1. Definisi twitter
2. Sejarah twitter
Bagian Isi
1. Penggunaan twitter di kalangan pelajar
2. Dampak positif dan negatif penggunaan twitter
3. Twitter dan kaitannya terhadap prestasi belajar
Bagian Penutup
1. Kesimpulan dari seluruh pembahasan
2. Saran
Selengkapnya...

Friday, May 25, 2012

Narrative Text

Example of narrative text:

The Lazybones

Mr. Jones was a famous bakery in town. He owned a small bakery. Mr. Jones’s  son, Tom,  was very very lazy. People called him “lazybones”.  Mr. Jones had only one helper in his shop, named Bob. With just one helper, He was busy all day, but Tom did nothing to help. That’s why Mr. Jones was always complaining about him.

“ That boy!” said Mr. Jones. “ He’s really lazy. He does nothing but laze about all day.”

One day Mr. Jones told Tom to watch some cakes in the oven. Instead of watching the cakes, Tom fell asleep and the cakes  were burnt. Mr. Jones was really angry. “Can’t you do anything properly?!” he scolded.

A few days later Mr. Jones had a bad cold. The doctor said he had to stay in bed for a week.

“ My goodness, I can’t!” said Mr. Jones. “ What will happen to my shop?”

“ Don’t worry about the shop,” said Mrs. Jones. “ Bob, Tom and I will look after it.”

“ Tom?” said Mr. Jones. “ As if he would do anything to help!”

“ Just believe in Tom.” Said Bob surely. “ You will help us deliver the bread, Tom.”

Tom stared at Bob. “ That’s hard work,” he said.

“ Well, somebody has to do it.” Said Mrs. Jones firmly

So, whether Tom liked it or not, Bob woke him up at five every morning. Then everyday Tom went round to deliver the bread. Of course the customers were very surprised to see him. You see, they all knew he was a lazybones. They were praised  him and it made Tom happy.

As the day passed , Tom fell that work wasn’t so bad. And he stop being a lazybones.

Taken from:
BSE: Developing English Competencies
*with some changes*


Selengkapnya...

Wednesday, May 16, 2012

Alat Praktikum Fisika: Merangkai Alat Statif


Dalam praktikum fisika, terdapat alat yang dinamakan statif. Untuk menggunakan alat statif ini terlebih dahulu kita harus merangkainya. Berikut alat- alat yang diperlukan untuk merangkai alat statif:

1. Dasar Statif
    Dasar statif digunakan ketika merangkai alat statif. Berfungsi sebagai dasar penumpunya batang statif. Dasar statif ini terletak di bagian bawah alat statif

2. Batang Statif

    Terdapat 2 jenis batang statif. Batang statif panjang dan batang statif pendek. Batang statif ini digunakan untuk sebagai tiang- tiang penyangga pada alat statif. Batang statif ini dipasang pada dasar statif. Batang statif panjang diletakkan vertikal di lubang bagian tengah dasar statif. Dan pada lubang di bagian samping, batang statif dipasang secara horizontal, lalu kemudian pada ujungnya dipasang kaki statif.



3. Kaki Statif
    Terletak di bagian bawah, sejajar dengan dasar statif yang dihubungkan dengan batang statif. Kaki statif berfungsi untuk menyangga alat statif sehingga posisinya lebih seimbang.



4. Balok Pendukung
    Diletakkan pada batang statif panjang yang vertikal terhadap dasar statif. Pasang  di bagian atas.


5. Jepit Penahan
    Dipasang pada balok pendukung. Jepit penahan berfungsi untuk menggantung neraca pegas atau pegas spiral.
Rangkai alat- alat tersebut membentuk alat statif  seperti tampak pada gambar paling atas yang kemudian dapat digunakan dalam praktikum selanjutnya. Berikut gambar- gambar penggunaan alat statif dalam praktikum fisika:


Selengkapnya...

Tuesday, May 15, 2012

Praktikum Senyawa Polar dan Nonpolar


Banyak barang di sekitar kita yang mengandung zat zat kimia. Contohnya apabila kita ke dapur, kita dapat menemukan garam yang sering digunakan ibu kita memasak. Garam dapur yang sering dipakai dalam bumbu masakan merupakan salah satu contoh dari banyak barang yang mengandung zat kimia. Garam merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia NaCl. Selain garam, banyak barang lain yang merupakan senyawa kimia. Senyawa kimia ada yang berupa ikatan ion dan ada yang berupa ikatan kovalen. Pada Ikatan kovalen dapat terjadi polarisasi yaitu ikatan kovalen polar dan non polar yang merupakan salah satu akibat dari perbedaan keelektronegatifan. Oleh karena itu, melalui praktikum ini akan dibahas dalam menentukan kepolaran suatu senyawa.

Alat
Gelas ukur
Sendok

Bahan:
• Air
• Garam
• Detergen
• Vetsin
• Gula
• Mentega
• Soda kue
• Bensin
• Minyak tanah
• Minyak goreng
• Vitamin C

Langkah Kerja:
1. Masukkan 100 ml air ke dalam gelas
2. Masukkan 1 sendok teh garam dapur ke dalam gelas. Aduk secara konstan. Diamkan beberapa saat
3. Amati hasil reaksi! Apakah ada endapannya atau tidak? Jika tidak berbentuk endapan berarti bahan tersebut bersifat polar dan sebaliknya.
4. Ulangi langkah 1-3 untuk bahan bahan lainnya.

Hasil Praktikum
Garam dapur, vitamin C, Minyak goreng, Gula, Vetsin, Detergen. dan soda kue adalah senyawa polar. Sedangkan Minyak goreng, bensin, minyak tanah, margarin/mentega adalah senyawa nonpolar.

Lihat laporan hasil praktikum senyawa polar dan nonpolar selengkapnya
Selengkapnya...