Dulu aku suka bertanya bahkan menyesali sejadi-jadinya. Lebih banyak bertanya untuk apa hidup dibandingkan memaknai kehidupan itu sendiri. Tanpa kusadari, pertanyaan itu hanyalah bagian dari sebuah proses untuk memaknai kehidupan itu sendiri.
Hidup adalah sebuah roda atau seperti komidi putar di televisi -yang setelah aku mengetahuinya, aku lebih suka menyebutnya bianglala-. Ia berputar, seperti putaran jam. Namun, roda kehidupanku hanya roda yang tergeletak. Tidak dapat lagi berputar. Aku berada di bawah.Bagaimana aku bisa sampai ke atas tanpa adanya putaran? Dan di dunia inilah kehidupanku. Menunduk dan semakin menunduk. Menjauh dan semakin menjauh. Aku menarik diri. Kapan roda ini kembali berputar?
Hidupku bagaikan katak dalam sumur. Terperangkap dentingnya air yang memilukan. Tapi aku tidak tenggelam di sini. Air di sini kering, untuk sebuah kedipan mata yang kian redup tiap harinya. Suara jeritanku hanya memantul kembali. Tak ada yang tahu. Tak ada yang perhatikan, karena aku berada dalam dan di tempat tergelap. Sepandai apapun aku melompat, aku sudah terperosok terlalu dalam. Hanya bisa mendongak melihat harapan di atas sana, atau melihat betapa gelapnya di sini. Yang mana yang kau pilih?
Hidup ini sebuah perjalanan yang dicapai. Kita berjalan dengan kecepatan yang berbeda. Menuju berbagai arah yang akan sampai pada satu tujuan. Kita berjalan sesekali berlari. Menuju arah yang berbeda lalu mungkin bertemu kembali. Kadang aku hanya berputar. Sesuatu yang masih lebih baik dibanding diam,tanpa pikiran melangkah. Dan inilah jalanku yang penuh duri. Yang hanya terjatuh sebelum berlari, dan lebih banyak berlari ke belakang. Pada titik ketidakseimbangan maksimal langkah itu goyah, tersuruk dan terjerembab. Tak kuat lagi hanya sekedar mengangkat wajah. Tak ingin lagi meneruskan langkah. Akankah aku berhenti?
Putus asa. Marah. Tak berdaya. Benci. Dunia tidak memperlakukanmu dengan baik atau sebenarnya ia hanya ingin mengajarimu nilai hidup? Bahkan matahari, bulan pun harus rela berganti. Hidup adalah sesuatu yang harus engkau jalani sendiri. Beruntungnya waktu tidak pernah berhenti, segala sesuatu kelak hanya berupa masa lalu.
Kemudian aku berjalan di atas proses. Perlahan terjawab berbagai tanya dan penyesalan. Perlahan kutemukan diriku.
Kemudian aku berjalan di atas proses. Perlahan terjawab berbagai tanya dan penyesalan. Perlahan kutemukan diriku.
Menyerah hanya meninggalkan susunan puzzle tak terselesaikan.
as long as you keep on living, you will know what happen in the future. Let's meet our future...
as long as you keep on living, you will know what happen in the future. Let's meet our future...
No comments:
Post a Comment
Don't forget to comment^^
Feel free to submit your comment, just type it here ^^