Thursday, July 29, 2010

Broken Heart ?

Broken Heart? Entah, aku tidak tahu. Aku bahkan tidak tahu apa aku benar benar menyukainya. Yang aku tahu perasaan tidak enak muncul ketika aku menemukan bahwa ia menyukai orang lain. Pernahkah aku jatuh cinta? Perasaanku padanya.. cinta kah? Aku lupa atau bahkan memang tidak pernah benar benar jatuh cinta.

Cintaku -jika memang bisa dibilang cinta- selalu berujung pada kekecewaan dan lenyap, seperti yang satu ini dan yang lainnya sebelum ini. Mungkin itu memang bukan cinta jika itu lenyap begitu saja dari hatiku, karena jika itu memang benar benar cinta sesungguhnya tentu saja aku akan mempertahankannya.

Ya.. Mungkin itu hanya rasa kagum atau yang lainnya tapi bukan cinta. Lagipula aku merasa aman dengan diriku yang seperti ini, yang tidak mudah jatuh cinta dan yang jika memang bukan cinta sesungguhnya, perasaan itu akan lenyap. Aku bersyukur perasaanku padanya tidak berkembang lebih jauh lagi :)

Terima Kasih Yaa Rabb, telah engkau jaga perasaanku ini
Karena cinta.. Aku tahu..
Ini bukan waktuku Selengkapnya...

Sunday, July 25, 2010

Strange Customs Around the World

Kebiasaan Kebiasaan Aneh di Dunia
Setiap belahan negara di dunia mempunyai kebiasaan yang berbeda beda. Kita bisa dikatakan aneh atau bahkan tidak sopan apabila kita tidak melakukan kebiasaan kebiasaan ini. Oleh karena itu apabila kita ingin pergi ke luar negeri, sangat penting bagi kita untuk mempelajari kebiasaan kebiasaan yang terdapat di negara tersebut. Berikut beberapa kebiasaan di suatu negara:

♫ Para ibu di China tidak menyuruh anaknya menghabiskan makanan di piring mereka. Karena di China mengahabiskan tanpa sisa makanan di piring dianggap bahwa kita kekurangan makanan dan sangat rakus.


♫ Di Jepang, makan mie dengan menyeruputnya merupakan pujian bagi si koki. Karena itu berarti kamu sangat menyukai makanannya sehingga kamu tidak dapat menunggu lama untuk segera cepat cepat menyantapnya hingga habis.

♫ Apabila kamu berada di restoran snack di Spanyol buang saja sampah bekas makanan itu ke lantai. Karena malam harinya akan disapu, jadi tidak masalah untuk membuang sampah bekas makanan itu ke lantai.


♫ Meminta kecap di Prancis kepada sang koki merupakan hinaan bagi sang koki. Karena hal itu berarti kamu tidak menyukai makanannya

♫ Di restoran mewah Jerman cara yang benar untuk memotong kentang yaitu dengan menggunakan garpu. Karena memotong dengan garpu membuat potongannya jadi lebih bagus dan indah daripada menggunakan pisau kentang.

♫ Di Kanada, orang orang bersendawa untuk mengatakan 'Terima Kasih, makanannya sangat lezat'. Selengkapnya...

Pesan Terakhir Untukmu, Ayah.. Ibu..

“ Eh eh liat nih gw punya motor baruuuu!” ujar Ujang mengusap ngusap motor barunya bangga. “ Lu berdua kapan punya?” Tanya Ujang nyengir menatap Ardi dan Heri, Ardi menggaruk garuk kepala, mengalihkan pandang. Sial! Si Ujang yang cupu aja udah punya motor! Pikirnya.

“ Iya! Lu berdua kapan hey? Lu mestinya harus udah punya dong! Masa’ kita kita ngeboncengin lu terus?” Reo yang paling tajir nyeletuk

“ Minta beliin atuh ke bokap lo, kita kita udah besar, pulang pergi naik motor tuh .. modern, yo’i gak coy?” kata Dio mengangkat angkat alisnya, sok.

“ Ah berisik lu pada! Motor gue tuh lagi di impor ke rumah gue! Sabaaaaaar!” kata Heri dengan pedenya.

“ Cuih! Sok lu! Emang motor apa sih yang pengen lu beli?” kata Dio “ Motor bekas dari orang luar negeri aja bangga!”

“ Terus kalo lu kapan Di?” Tanya Ujang, yang lain menatap Ardi, penasaran.

“ Yaa.. Secepatnya lah! Males gue juga dibonceng mulu! Udah yuk cabut!” Ardi segera menaiki motor Dio, sedangkan Heri dibonceng Reo. Bunyi raung raungan motor memekakkan telinga, 3 buah motor yang dikendarai para anak muda itu melaju cepat, tidak mempedulikan orang orang yang terganggu dengan aksi mereka, mereka terus melaju. Menyisakan asap asap polusi di ibukota.
-----------------
“ Udah pulang Ardi?” kata Ibu ketika melihat Ardi membuka pagar memasuki rumah. Ardi membuka sepatunya, ia menuju ke kamar, melempar tasnya dan menghempaskan dirinya ke kasur. Ia menatap langit langit kamarnya, Ia teringat pembicaraan tadi. Sekarang tinggal ia dan Heri yang belum punya motor. Aku tidak boleh jadi yang tertinggal, aku harus segera memiliki motor! tekadnya.

“ Ardi, makanannya sudah ibu siapkan, ayo makan dulu” kata ibu memanggilnya. Ardi beranjak dari kasur dengan pikiran penuh akan motor, motor, dan motor. Ya, Ardi sangat ingin memilikinya!

“ Bu” kata Ardi pelan “ Aku ingin punya motor”

“ Motor? Itu kita kan udah punya, kalo ayahmu nggak pake buat kerja kamu bisa makenya”

“ Tapi aku mau motor punya aku sendiri bu!”

“ Buat apa toh? Kamu kan ke sekolah bisa naik angkot. Jangan ikuti pengaruh teman temanmu itu. Yang penting sekarang itu kamu belajarnya yang rajin.” Kata ibu, menyerahkan piring yang berisi nasi.

Ardi kecewa. Seperti dugaannya ibunya tak akan mengabulkan keinginannya itu. Dengan marah, Ardimenampik piring itu sehingga terjatuh, terdengar bunyi praaang yang kemudian disusul amarah ibunya. Ardi tidak mempedulikannya, dan segera masuk kamar. Menutup pintu dengan keras dan menguncinya.

Sepanjang hari itu Ardi mengurung diri dalam kamar, hanya untuk keperluan keperluan penting Ia keluar dari kamarnya. Malam harinya, Ia mendengar ibunya menceritakan keinginannya itu kepada ayahnya, dalam hati Ia berharap semoga ayahnya mengabulkan keinginannya itu.

“ Ardi, buka pintunya” Ayah mengetuk pintu kamarku. Aku diam, aku tidak akan keluar sampai mereka menyetujui membelikan aku motor. “ Ardi, kalau kamu ingin dibelikan motor buka pintunya. Kita bicarakan baik baik.” Ardi berpikir sebentar sebelum akhirnya membuka pintu. Ia keluar dengan wajah kesalnya

“ Ardi” Ayah memulai “ Kamu tahu, Penghasilan ayah itu tidak banyak. Alhamdulillah itu semua cukup untuk memenuhi kebutuhan kita. Tahun ini adikmu akan masuk SMP, jadi ayah butuh uang yang tidak sedikit untuk biaya masuknya.” Ayah berhenti, menggantung kalimatnya. Ardi memalingkan muka, ia tahu apa maksudnya.

“ Intinya aku tidak akan dibelikan motor, Akh sudahlah! Memang salah aku mengharapkan sesuatu dari kalian! Payah!” kata Ardi kasar

“ Ardi! Kamu jangan kurang ajar! Kamu itu sudah besar, seharusnya kamu paham!” kata ayah, suaranya meninggi.

“ Ayah dan ibu juga! Seharusnya kalian paham keinginanku! Aku capek berbicara dengan kalian!” Ardi membanting pintu dan menguncinya. “ Sebelum ada motor, aku tidak mau sekolah!” teriak Ardi dari kamar.

“ Anak itu..”

“ Sudahlah Yah..” kata ibu sedih

“ Pak.. Bu..” panggil Reihan -adik Ardi yang duduk di kelas 6- takut takut. Dari kamarnya Ia mendengar pertengkaran antara orang tua dan kakaknya “ Kata bu guru, uang spp nya harus segera dilunasi, kalo belum Reihan gak bisa ikut ujian bulan depan”

“ Iya.. Iya, besok ibu ke sekolah” Reihan kembali ke kamarnya, setidaknya ia merasa lega ibunya mungkin akan melunasi spp nya besok. “ Uang spp Reihan..” kata ibu pelan “ Ada uang yah?” ayah mengangguk pahit.
----------------
Sudah 2 hari Ardi mengurung dirinya dan tidak masuk sekolah, ia juga tidak berbicara dengan ayah ibunya. Ia bahkan tidak mau makan masakan ibunya, kalau merasa lapar ia membeli makanan di luar. Ia benar benar melaksanakan aksi merajuknya. Malam ini dia pergi berkumpul dengan teman temannya.

“ Gimana? Belum berhasil ya? Hehehehe, santai bro! jok belakang motor gua masih kosong kok” Kata Ujang begitu melihat Ardi muncul dengan wajah kusut.

“ Akh! Berisik!” kata Ardi sebal “ Heri mana?”

“ Belum dateng dia!” kata Reo “ Pas gue sms katanya lagi di jalan.”

Tin! Tin! Sebuah sepeda motor menuju kearah mereka. Si pengendara membuka helmnya, dengan berseri seri bangga menatap teman temannya.

“ Heri! Yo’i my bro! barang impornya udah dateng nih haha” kata Dio

“ Yah! Tinggal lu Di! Padahal kalo udah punya kita bisa keliling nih berlimaan malem ini” kata Ujang.

“Ayo ayo lu buruan dong punya!” kata Heri ikut ikutan

“Jam berapa sekarang?” tanya Ardi semakin kesal

“ Jam 10 Di, kenapa lu tanya tanya, lu bukannya mau maling motor kan?” kata Reo

“ Oke, cabut ke rumah gue! Gue mau ambil motor!” kata Ardi menaiki jok belakang motor Heri.“ Jangan banyak tanya, pokoknya cabut!”

“ Wess! Sensi amat lu Di, oke kita cabut” kata Dio

Ardi membuka pintu rumahnya pelan pelan, ia mengendap endap mencari kunci motor ayahnya.

“ Ardi udah pulang? Darimana aja nak?” ibunya muncul

“ Kunci motor, kunci motor ayah mana?” Ardi celingak celinguk, mencari kunci motor. Begitu menemukannya ia langsung mengambilnya dan pergi.

“ Ardi, mau kemana lagi? Ardi!” panggil ibunya

“ Kenapa bu?” Tanya ayah

“ Ardi yah.. dia pergi bawa motor” kata ibu

“ Ardi!”
Ardi mengendarai motor sambil tertawa tawa, ia melihat ayahnya mengejarnya, memanggil manggilnya. Tapi Ia mengendarai sepeda motornya tetap melaju, menjauh dari rumahnya.

“ Wah wah parah lu Di! Nyuri motor orang tua sendiri!” kata Reo

“ Biar! Yang penting kita bisa seneng seneng malem ini!”

Wooosh! Kelima motor itu melaju dengan kecepatan tinggi, Ardi menambah kecepatannya. Malam ini dia senang sekali, dengan lincah ia mengendarai motornya. Menyelip sana sini. Ia berada di depan, teman temannya tertinggal di belakang. Woohoo! Ia merasa menjadi yang terhebat malam ini, tapi semua tidak berlangsung lama ketika tiba tiba sebuah mobil menuju ke arahnya . Ardi terkejut, Ia berusaha menghentikan motornya namun sia sia, ia oleng dan tubuhnya terpental. Ia mendengar bunyi klakson dan teriakan teriakan tetapi ia tidak dapat melihat apa apa lagi.

Satu satunya bayangan terakhir yang ada di pikirannya adalah orangtuanya.
Ia teringat mereka yang bagaimana pun susahnya tetapi tetap menyekolahkannya, yang walaupun bagaimana seadanya tapi tetap memberinya makan, yang bagaimana pun ia tetapi tetap menyayanginya. Ayah.. Ibu..Andai aku bisa mengulang umurku, Andai umurku lebih panjang, Andai masih ada waktu untukku.. Aku ingin membahagiakan kalian, Aku ingin menjadi anak yang kalian banggakan. Lebih utama dari itu jika masih ada sedikit saja waktu, aku ingin memohon maaf.

Ibu, ayah.. Maafkan aku.. Terima kasih telah menyayangiku.. Aku sangat mencintai kalian ♥

© AO
25 Juli 2010 Selengkapnya...

Wednesday, July 7, 2010

Hape Paling Canggih Sedunia :D

Adi: HP bapakku uda 3.5G lho. Jadi video call ga putus-putus lagi.
Budi: masi 3.5G, HP bapakku uda 4G. Bluetoothnya radius 5km.

Adi ga mau kalah…
Adi: HP bapakku tahan air.
Budi: HP bapakku tahan api.

Ke-2 anak ini mulai aneh…
Adi: HP bapakku ada TVnya, bisa nonton.
Budi: Ah, pasti siaran lokal. HP bapakku banyak channelnya, soalnya pake Indovision, Telkomvision & Astro.

Adi: HP bapakku ada rodanya, kayak mobil gitu. Wekkkk…
Budi: Jangan bangga dulu, HP bapakku ada pompa bensinnya. Pasti kalian isi bensin di HP bapakku.

Adi: HP bapakku ada garasinya, kemarin aja masukin mobil ke HP bapak, bukan ke garasi.
Budi: Lebih hebat lagi HP bapakku, ada ruang tamunya. Kemarin ada acara arisan, diadain di HP bapakku. Wekkkkkk…

Adi: HP bapakku bisa terbang, besok kami mau pergi ke Singapore, naik HPnya bapak.
Budi: Iiihhh, HP bapakku ada bandaranya. Aku yakin, kalian pasti mendarat di HP bapakku.

Adi: HP bapakku pernah dapat juara nasional. Juara Catur!
Budi: Nasional aja bangga, HPnya bapakku pernah juara internasional, juara olimpiade, angkat besi.

Adi: Lebih hebat ya… tapi HP bapakku juga dingin lho, ada AC-nya.
Budi: Grrrrrrrr… udah dek, kita tidur aja. Besok pagi sekolah.

( NB : Adi dan Budi adalah abang adik, alias 1 bapak. Padahal HP bapaknya Nokia 3310 jaman dinosaurus masih naik sepeda )


Sumber: Unknown.
Hehe aku nggaktau ini sumbernya dari mana. Ceritanya kocak, ngakak aku bacanya haha :D Judulnya juga aku nggak tahu, jadi aku buat sendiri aja :D Selengkapnya...

Friday, July 2, 2010

Forever You're My Bestfriend

Piru, Mii, Oka. 3 anak perempuan sebaya yang tinggal di gang Liliput. Tahun ini mereka akan berumur 13 tahun. Di hari yang sama 3 Mei 2007. Mereka bukan anak kembar, mereka lahir dari rahim yang berbeda. Mereka tak saling mengenal sampai ketika takdir mempertemukan mereka di Gang Liliput. Piru tinggal di gang liliput sejak 10 tahun lalu, yang kemudian muncullah Oka 2 tahun kemudian, dan selang beberapa hari datanglah Mii sebagai warga di gang kecil itu.

Mereka menyebut diri mereka sendiri sebagai Trio TiMei. Trio Tiga Mei. Tentu saja mereka bersahabat dan persahabatan mereka sangat kuat. Tapi itu bukan berarti persahabatan mereka tanpa bumbu bumbu pertengkaran sedikitpun. Justru mereka sering sekali bertengkar, kalau sudah begitu Mii yang akan bingung sendiri akan memihak Oka atau Piru.

Piru yang paling berjiwa pemimpin diantara Trio TiMei. Tetapi sebenarnya Piru ini anak yang tomboy, meski potongan rambutnya segi sebahu, maksudnya tidak tampak dari penampilannya, tetapi dari kelakuannya semua itu jelas. Meski begitu Piru menolak dibilang tomboy, Ia menganggap ia hanyalah anak perempuan yang kelewat berani, berkelakuan seenaknya, dan suka permainan anak laki laki, bukan tomboy! Pernah suatu kali karena sebal dibilang tomboy oleh warga gang, Ia mengubah total penampilannya. Yang biasa rambut sebahunya itu dikucir kuda, kali ini ia gerai dihiasi pernak pernik rambut yang ia pinjam dari Mii. Di telinganya tergantung anting besar berwarna pink, sedang gelang selusin memenuhi tangannya, sebagai pelengkap cincin bonus dari chiki ia pakai. Dan berkelilinglah Piru dengan mengenakan gaun dan sepatu hak merah mencolok yang ia ambil diam diam dari kakaknya. Lucunya meski sudah begitu, caranya berjalan mengangkat gaunnya seperti orang yang tengah kebanjiran, padahal niatnya sih ia ingin mengikuti cara berjalan seperti Lady lady di tv. Ia pergi main, menemui Oka dan Mii dengan menggunakan itu semua, tetapi akibatnya ia malah jadi ditertawai orang orang, dan jadi tidak bisa bermain permainan yang mengharuskan berlari larian -permainan yang paling disukainya-. Belum lagi kakaknya memarahinya begitu tau kelakuan adiknya yang diam diam mengambil milik kesayangannya, mana itu sepatu kembali dalam keadaan tak utuh lagi pula –pita yang tertempel di sepatu itu copot dan hilang-. Lalu pulang pulang kakinya tentu saja karena tak terbiasa pake higheels jadi sakit sakit. Sejak itu Piru sadar, Ia tak harus mempedulikan dan menjadi apa yang diinginkan orang, Ia cukup menjadi dirinya sendiri. Itu yang terbaik baginya.

Mii bukan berarti tidak pernah bertengkar dengan Oka atau Piru. Ia pernah kok bertengkar sekali dengan Oka, sekali dengan Piru dan sekali dengan keduanya. Tetapi memang Mii yang paling sabar diantara mereka. Mii sebenarnya hanyalah nama panggilan dari Piru, yang kemudian diikuti oleh Oka dan kemudian sampai orangtuanya juga memanggilnya begitu. Dan jadilah Piru sukses mengubah nama Mimi menjadi Mii. Bagi Piru dan Oka, Mii ini seperti adik mereka. Memang Mii ini manis dan menggemaskan. Mii seperti putri dalam persahabatan mereka, Ia selalu dilindungi Piru dan Oka dari kejahatan anak laki laki badung yang suka menarik rambut ikalnya yang ia kuncir dua. Dan kelakuan Piru dan Oka inilah penyebab bertengkarnya Mii dengan Oka dan Piru. Mii tidak mau dilindungi terus oleh Oka dan Piru, ia ingin menjadi pemberani! Ia ingin membuktikan ia bukan anak cengeng! Anak laki laki tidak berani mengganggu Mii kalau ada Oka dan Piru, apalagi dengan Piru, Ia terlalu galak dan tangguh! Jadi, tentu saja ketika melihat Mii berjalan sendiri ia diganggu oleh anak laki laki itu. Mii yang sudah bertekad akan menjadi pemberani dan tidak mudah menangis melawan mereka. Mii berteriak galak kepada anak laki laki itu, tapi mereka malah menganggap Mii semakin lucu. Hampir menangis Mii berteriak sekali lagi, dan berlarilah anak laki laki itu ketakutan. Begitu pikir Mii, tapi rahasia sebenarnya Piru datang dari belakang Mii sambil melotot lebar seperti ingin menerkam para anak lelaki, itulah yang terjadi. Setelah berlarian anak laki laki itu, Piru kembali bersembunyi, dan sisanya di tengah jalan mereka dihadang oleh Oka, untuk dihukum sampai mampus dan diancam untuk tidak berani mengganggu Mii lagi.

Oka punya kepribadian yang cuek, cool tapi jago bermain biola dengan begitu indahnya. Ia dihadiahi biola ketika berumur 7 tahun oleh pamannya yang telah meninggal ketika ia berumur 10 tahun. Pamannya itu pulalah yang mengajarkan cara memainkannya. Saat berita kematian pamannya, Oka sangat sedih sekali. Setelah menguburkan pamannya, ia mengurung diri di kamar. Hal itu membuat Piru dan Mii cemas. Mereka kenal paman Oka, bagi mereka paman Oka paman yang baik dan mereka tahu Oka sangat menyayangi pamannya. Tetapi esok paginya, betapa senangnya mereka ketika melihat Oka muncul di basecamp mereka dengan wajah berseri seri. Meski bingung ada apa dengan Oka, tapi Piru dan Mii tidak bertanya, mereka tidak mau Oka sedih lagi mengingat pamannya. Kemudian, Oka sendirilah yang bercerita kalau Ia bermimpi bertemu pamannya, pamannya memintanya untuk menjaga diri dan terus berlatih biola. Pamannya berkata kalau Ia bisa menjadi seorang pemain biola yang hebat, seperti apa yang pernah dikatakan pamannya semasa hidupnya pada Oka. Jadi pagi itu, di basecamp Trio TiMei bersenandunglah suara biola Oka untuk pamannya, suara yang mengharukan dan indah dari Oka. Ia tersenyum kepada 2 temannya yang menitikkan air mata haru, kepada mereka Ia berkata akan menjadi seorang pemain biola yang hebat, itu tekadnya!

Banyak kisah diantara mereka, banyak tawa, banyak canda dan ada pula duka dan air mata. Meski tidak banyak persamaan diantara mereka, mereka dapat memaknai persahabatan dengan begitu dalam. Persahabatan mereka begitu kental, bukan hanya terhubung oleh tanggal kelahiran mereka, tetapi hati mereka. Hati yang bersatu membentuk rangkaian kata yang indah: Selamanya Kita Sahabat.

© AO
1 Juli 2010 Selengkapnya...

Mengejar Senyummu ☺

Langit biru dengan awan putih selalu menjadi pemandangan menarik bagi gadis bermata sayu itu. Tangan kirinya menopang wajahnya yang cantik, sementara tangan kanannya mencoret coret tidak jelas di buku tulisnya. Mata hitamnya telah berjam jam menatap birunya langit. Sejam yang lalu ia melihat pesawat melintas melalui kaca jendela kelasnya. Dan beberapa menit yang lalu Ia melihat kawanan burung terbang berkicau dengan riang.

Ia menoleh memperhatikan papan tulis yang penuh coretan spidol guru kami, tetapi sedetik kemudian ia kembali menengadah, menatap birunya langit. Ia tidak tertarik untuk mencatat kali ini. Wajahnya yang datar tanpa ekspresi, aaah.. gadis itu.. apa yang dia pikirkan? Tiap kali aku melihat gadis itu menatap langit, aku merasa ia akan mengembangkan sayapnya dan pergi ke atas langit sana.

Aku pertama kali bertemu dengannya 2 bulan lalu, Saat MOS SMA ini. Sejak saat itulah aku mulai memperhatikannya. Saat itu kami, siswa siswi baru dibagi menjadi beberapa kelompok, 1 kelompok terdiri dari 7-8 orang. Sialnya di hari terakhir aku kena hukuman oleh kakak pembinanya. Kelompokku terlambat berkumpul 5 menit, tetapi entah karena kakak pembina itu dendam atau bagaimana ia hanya menghukumku sebagai ketua kelompok. Tidak tanggung tanggung, berlari 10 kali keliling lapangan, mana lapangan sekolah kami itu luas pula, belum lagi dilihat oleh banyak orang, ckckckck. Selesai dengan hukuman itu, gadis itu, dialah yang menuju ke arahku dan berbaik hati memberikan aku minum dan saputangan. Aku ingat jelas senyumnya saat ia menyerahkan sebotol air mineral 160 ml ke arahku.

Senyumnya itu.. Aku ingin melihatnya, Aku ingin Ia tunjukkan lagi senyumnya itu padaku..
------------------------------------------------------------------------------------

Kelas usai, rasanya aku ingin cepat cepat pulang dan beristirahat di rumah. Sehabis pelajaran olahraga, lelah sekali. Hari ini hari Sabtu, jadi ini hari terakhir sekolah dalam seminggu. Bawaannya ingin segera berlibur akhir pekan saja.

“ Adi………….t!” hah? Siapa itu yang memanggil namaku, aku menoleh ke belakang dengan malas. Tio, temanku yang belagu. Ups!

“ Dit, pagi ini kamu nggak piket, telat datengnya. Jadi kamu piket sekarang!” kata Tio, nadanya memerintah. Sebal juga sih, tapi ya.. memang aku yang salah. Aku kembali ke kelas dengan enggan. Aku membuka pintu kelas, Eh? Ada orang? Dia kan.. Gadis itu. Aku tersenyum.

“ Lin, belum pulang?” kataku, sambil menaruh tasku di atas meja. Lin menggeleng. Aku melihat matanya lebih sendu dari biasanya, kali ini.. aku bisa melihat ekspresi di wajahnya! Walau itu ekspresi yang tak kuharapkan darinya, ekspresi sedih. Aku mendekatinya, tapi tak terlalu dekat, aku ingin dia tidak terganggu dengan kehadiranku.

“ Ada masalah Lin?” tanyaku pelan, dia menggeleng. Sejenak sunyi, aku tidak tahu apa yang sebaiknya kubicarakan dengannya. Tiba tiba aku teringat suatu benda yang tidak pernah sempat aku kembalikan padanya, kali ini aku bisa mengembalikannya. Saputangan waktu itu. Aku mengambil saputangan itu dalam tasku.

“ Lin? Ingat enggak?” Aku menyodorkan saputangan itu “ Ini punyamu yang kau pinjamkan waktu MOS itu, maaf ya baru dikembaliin sekarang. Makasih ya” Lin menunduk, sekilas aku melihat matanya berkaca kaca.

“ Saputangan ini..” kata Lin pelan, tangannya gemetar saat mengambil saputangan yang aku sodorkan kepadanya.

“ Lin?” Aku melihat bahunya berguncang, Ia.. Ia menangis? “ Lin.. kamu kenapa? Lin! Maafkan aku Lin, ini salahku ya?” Lin menggeleng.
“ Saputangan ini.. ini pemberian saudara kembarku”

“ Sa.. saudara kembarmu?” Ia punya saudara kembar?

“ Namanya Rin. Ia.. Ia meninggal di hari setelah MOS berakhir. Sehari setelah MOS berakhir aku sakit, ketika ia membelikan obat untukku, dia.. dia.. Rin tertabrak mobil” Kata Lin disela isak tangisnya.

“ Padahal Ia begitu semangat memasuki masa masa SMA, padahal aku yang sakit, tapi Ia yang meninggal. Kalau saja waktu itu aku bisa mencegahnya untuk tidak repot repot membeli obat untukku, kalau saja aku tidak sakit..”

Aku tercekat. Jadi.. alasan ia tidak pernah tersenyum selama ini.. karena ia menyimpan penyesalan ini?

“ Mestinya saat ini Rin yang bersenang senang di masa SMA” Kata Lin, matanya menerawang. “ Kalau saja aku bisa menggantikan posisimu Rin, biarlah aku yang..”

“ Stop Lin! Hentikan! Kematian Rin bukan salahmu” Ia kembali tersadar dan tersedu

“ Hari ini.. Rin ulang tahun.” Ia menunduk “ Saat aku ulang tahun, ia memberikan hadiah yang indah, Ia saudaraku tapi juga sahabat terbaikku. Aku ingin membalas segala kebaikannya.”

“ Tersenyumlah Lin” kataku, ia menoleh ke arahku, aku menatapnya lekat lekat. “ Saat kau tersenyum, dan berbahagia untuk dirimu sendiri aku rasa Rin akan berbahagia juga disana. Karena aku rasa kebahagiaannya adalah melihatmu bahagia.”

“ Rin pernah menuliskan ‘Tersenyum selalu’ untukku di kartu ucapan ketika aku berulang tahun, tetapi sejak dia meninggal, aku takkan bisa tersenyum tanpanya” katanya lirih.

“ Jangan seperti itu, Lin! Kau ingin Rin bersedih karena kepergiannya yang membuatmu tak bisa tersenyum lagi?”

“ Aku.. aku..” Ia kembali terisak “ Maafkan aku Rin..”

Hening kembali, yang terdengar hanya isak tangis Lin. Aku membiarkannya untuk menangis, semoga itu akan membuatnya lebih baik.

“ Ehm” kata Lin memecah kesunyian, “ Maaf ya, kau jadi mendengar ocehanku, aku menangis pula, maafkan aku” ia mengusap air matanya yang tersisa. “ Lagian ini sih salahmu, kenapa pula kau harus balik kembali ke sini dan menyerahkan saputangan yang Rin berikan kepadaku ketika aku sedang bersedih mengenang Rin”

“ Hehe, tidak apa apa kok” kataku cengengesan “ Iya, aku balik lagi soalnya aku ..” aku berhenti sejenak “PIKEEEEEEEEEEEET! Aku lupa!” kataku panik, mencari sapu di sudut kelas.

“ Hehehehe” aku mendengar suaranya tertawa, Lin tertawa! “ Biar aku bantu, lagipula ini sedikit salahku” katanya, tersenyum.

Senyum itu lagi... Senyum yang kurindukan darinya, dan kali ini aku tak ingin kehilangan senyum itu.. Aku akan terus mengejar senyumnya..:)

© AO
1 Juli 2010 Selengkapnya...

Thursday, July 1, 2010

My Pleasure


Selamat datang
Selamat menjelajah di dunia kecil ini
Selengkapnya...