Pada zaman dahulu, manusia
menggunakan bagian tubuhnya untuk mengukur panjang suatu benda. Oleh karena
itu, kita mengenal istilah hasta, depa, dan jengkal sebagai satuan panjang.
Bangsa Mesir Kuno menggunakan hasta, yaitu panjang dari siku sampai ujung jari
tengah. Adapun panjang rentang kedua lengan tangan disebut satu depa. Di
Inggris, satuan yang serupa dengan depa adalah fathom, yang sampai saat ini
masih digunakan untuk mengukur kedalaman laut. Akan tetapi dengan cara
pengukuran seperti itu, apakah setiap orang akan mendapatkan hasi l pengukuran
yang sama? Tentu saja tidak. Mengapa?
Jika
akan mengukur panjang benda, kita harus memiliki ukuran panjang pembanding.
Bila kita menggunakan jengkal tangan kita, hasilnya belum tentu sama denagn
hasil pengukuran yang diperoleh teman kita. Hal ini disebabkan ukuran jengkal
masing masing orang berbeda. Oleh karena itu, jengkal tangan, depa, hasta, dan
yang semisal dengan itu tidak dapat dijadikan standar, karena ukuran tubuh
setiap orang tidaklah sama. Sebaliknya, ketika kita mengukur panjang
menggunakan penggaris, hasil pengukuran kita dan orang lain akan sama. Hal
tersebut dikarenakan penggaris merupakan suatu alat ukur yang memiliki ukuran
pembanding yang dapat digunakan oleh semua orang.
Dari penjelasan tersebut, dapat diperoleh
suatu kesimpulan bahwa mengukur ialah proses membandingkan suatu besaran yang
diukur dengan besaran tertentu yang diketahui atau ditentukan sebagai satuan.
Adapun besaran ialah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan nilai.
Satuan menunjukkan besaran pembanding yang dipakai dalam pengukuran. Contohnya,
misalkan tinggi badanmu 155 cm. Tinggi badanmu merupakan besaran yang diukur,
sedangkan satuan sentimeter (cm) sebagai besaran pembanding. Jadi angka 150
disebut nilai besaran yang diukur (kuantitas pengukuran) dan cm sebagai besaran
pembanding yang disebut satuan.
Besaran
seperti panjang, berat, tinggi termasuk besaran Fisika. Namun, ada pula besaran
yang bukan merupakan besaran Fisika. Besaran-besaran ini tidak memiliki patokan
yang jelas karena sangat bergantung pada
penilaian setiap orang. Contoh besaran yang bukan termasuk besaran Fisika,
diantaranya cantik, cerdas, dan baik.
Satuan seperti depa, hasta, jengkal
dan semisalnya disebut sebagai satuan tidak baku karena hanya berlaku satu
tempat dan hasil pengukurannya tidak selalu sama. Oleh karena itu, untuk
mempermudah pengukuran, dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan
keseragaman system satuan antarnegara yang bersifat baku atau standar. Suatu
satuan standar harus memenuhi hal- hal berikut ini:
· Satuan yang ditetapkan tidak mengalami
perubahan oleh pengaruh apapun
· Satuan tersebut harus selalu sama kapan
pun dan dimana pun
· Satuan yang ditetapkan harus mudah
dipakai oleh siapa saja yang menggunakannya
Berdasarkan syarat tersebut, pada
tahun 1975, para ilmuwan di Perancis telah menciptakan suatu standar system
yang berlaku menyeluruh di seluruh dunia, yaitu dengan mendefinisikan sistem
satuan baku dan dikenal dengan nama sistem Satuan Internasional (SI). Sistem
ini dikenal juga dengan nama sistem metrik.
Dalam Fisika, kita mengenal besaran
pokok dan besaran turunan. Besaran pokok yaitu besaran yang satuannya dipakai
sebagai dasar penentuan besaran-besaran lain. Ada tujuh besaran pokok dalam
Satuan Internasional (SI).
Besaran Turunan ialah besaran yang
diturunkan dari satu atau beberapa besaran pokok. Satuan besaran turunan diperoleh
dari satuan besaran besaran pokok. Besaran turunan ada banyak. Berikut beberapa
contoh besaran turunan beserta satuannya:
No comments:
Post a Comment
Don't forget to comment^^
Feel free to submit your comment, just type it here ^^