1. Baca naskah drama yang akan dipentaskan berkali- kali hingga watak tokoh benar- benar dapat dipahami
2. Setelah mengetahui watak tokoh, pilih pemain yang cocok dan mampu memerankan tokoh
3. Pertimbangkan perbandingan usia dan perawakan tokoh
4. Pertimbangkan pula kemampuan pemain. Sebaiknya pilih pemain yang 'pintar', yang dapat menguasai peran yang dimainkan hanya dalam waktu singkat
2. Setelah mengetahui watak tokoh, pilih pemain yang cocok dan mampu memerankan tokoh
3. Pertimbangkan perbandingan usia dan perawakan tokoh
4. Pertimbangkan pula kemampuan pemain. Sebaiknya pilih pemain yang 'pintar', yang dapat menguasai peran yang dimainkan hanya dalam waktu singkat
Hal- hal yang harus diperhatikan saat pementasan drama:
Posisi tokoh atau biasa disebut blocking bertujuan mengatur gerak panggung pemain agar para pemain tidak saling menutupi sehingga penonton dapat melihat mimik dan ekspresi masing- masing pemain drama. Gerak panggung sebaiknya sebagai berikut:
a. Gerak panggung hanya dilakukan jika ada maksud dan tujuan tertentu
b. Gerak panggung dapat menarik perhatian penonton
c. Gerak panggung boleh dilakukan sambil berbicara atau berurutan. Apabila berbicara terlebih dahulu baru kemudian bergerak, utamakan geraknya. Sedangkan apabila bergerak dulu baru kemudian berbicara utamakan bicaranya.
d. Gerak panggung hanya dilakukan dengan gerak maju. Gerak mundur dan menyamping sebaiknya dilakukan jika hanya ada alasan tertentu.
e. Gerak panggung cepat mengidentifikasikan ada suatu hal yang penting sedangkan gerak panggung lambat menunjukkan kesedihan, keputusasaan, atau kekhidmatan.
2. Tata Busana
Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain baik bahan , model maupun cara pemakaiannya. Biasanya tugas ini dirangkap oleh penata rias, karena untuk menampilkan rupa dan postur tokoh, pemain perlu dirias dengan pakaian yang cocok. Peran dan fungsi tata busana adalah:
a. Mendukung pengembangan watak pemain
b. Meningkatkan daya saran dan daya suasana
c. Personalisasi pemain, membedakan pemain yang satu dengan pemain lainnya. Penata busana sebaiknya adalah orang yang dapat menafsirkan tokoh dan memantaskan rias dan pakaian.
3. Tata Panggung
Keadaan panggung yang dibutuhkan untuk pementasan drama yang menggambarkan tempat, waktu dan suasana. Panggung adalah arena atau tempat pementasan drama. Agar penonton yang duduk di belakang dapat melihat dengan jelas, panggung sebaiknya diletakkan di depan dan lebih tinggi dari kursi penonton. Penata panggung sebaiknya adalah orang yang mengerti keindahan dan komposisi penataan yang baik.
4. Tata Lampu
Pengaturan cahaya di panggung oleh penata lampu. Menggunakan kotak besar berlensa berisi lampu ratusan watt yang dinamakan spot light. Penata lampu sebaiknya mengerti teknik kelistrikan.
5. Tata Suara
Pengaturan pengeras suara dan musik pengiring agar suasana lebih meyakinkan dan mantap bagi para penonton. Penata musik harus pintar menafsirkan musik pengiring yang cocok.
Tahap- tahap saat akan mementaskan drama
1. Membaca umum
Membaca dialog secara bergantian dari awal hingga akhir dengan tidak berdasarkan dialog yang akan diucapkan pada saat pementasan melainkan semua dialog secara bergilir. Bertujuan agar para pemain mengetahui semua dialog lawan mainnya, memperdalam intonasi, cepat lambat suara dan memantapkan pengetahuan jalan cerita
2. Membaca terpusat
Membaca dialog dari awal hingga akhir secara bergantian berdasarkan dialog yang akan dibacakan pada pementasan. Bertujuan melancarkan percakapan antar pemain, melatih mimik dan meningkatkan penguasaan jalan cerita secara menyeluruh
3. Berlatih akting dan blocking
Pemain mengetahui bagaimana teknik muncul yang baik, mimik dan gerak, menonjolkan perasaan dan pikiran dalam dialog dan memperhatikan perpindahan gerak.
4. Observasi
Untuk memerankan tokoh dengan penghayatan yang dalam. Amati peristiwa, kebiasaan yang berkaitan dengan tokoh yang akan diperankan.
5. Uji Coba
Hasil latihan diuji coba dengan memperhatikan:
1. Para pemain sudah hapal dialog
2. Akting dan blocking sudah dikuasai
3. Segala properti yang akan digunakan sudah siap pakai
Dalam drama terdapat tokoh protagonis yaitu tokoh yang pertama- tama menghadapi masalahdan terlibat dalam kesukaran, merupakan tokoh penggerak cerita. Tokoh antagonis penghalang dan pembawa masalah bagi protagonis. Dan tokoh tritagonis, tokoh yang merupakan kepercayaan antagonis atau protagonis.
Membaca dialog secara bergantian dari awal hingga akhir dengan tidak berdasarkan dialog yang akan diucapkan pada saat pementasan melainkan semua dialog secara bergilir. Bertujuan agar para pemain mengetahui semua dialog lawan mainnya, memperdalam intonasi, cepat lambat suara dan memantapkan pengetahuan jalan cerita
2. Membaca terpusat
Membaca dialog dari awal hingga akhir secara bergantian berdasarkan dialog yang akan dibacakan pada pementasan. Bertujuan melancarkan percakapan antar pemain, melatih mimik dan meningkatkan penguasaan jalan cerita secara menyeluruh
3. Berlatih akting dan blocking
Pemain mengetahui bagaimana teknik muncul yang baik, mimik dan gerak, menonjolkan perasaan dan pikiran dalam dialog dan memperhatikan perpindahan gerak.
4. Observasi
Untuk memerankan tokoh dengan penghayatan yang dalam. Amati peristiwa, kebiasaan yang berkaitan dengan tokoh yang akan diperankan.
5. Uji Coba
Hasil latihan diuji coba dengan memperhatikan:
1. Para pemain sudah hapal dialog
2. Akting dan blocking sudah dikuasai
3. Segala properti yang akan digunakan sudah siap pakai
Dalam drama terdapat tokoh protagonis yaitu tokoh yang pertama- tama menghadapi masalahdan terlibat dalam kesukaran, merupakan tokoh penggerak cerita. Tokoh antagonis penghalang dan pembawa masalah bagi protagonis. Dan tokoh tritagonis, tokoh yang merupakan kepercayaan antagonis atau protagonis.
Mementaskan drama sederhana perlu melatih hal berikut:
Pemain drama perlu mengontrol tubuh agar sesuai dengan peran. Hal ini dapat dilatih dengan latihan olah tubuh dan observasi terhadap figur tokoh yang diperankan.
2. Mimik (Ekspresi)
Bertujuan agar penonton mengetahui suasana hati yang diperlihatkan oleh tokoh. Hal ini dapat dilatih dengan senam wajah
3. Intonasi
Bertujuan agar penonton tidak jenuh dan pemranan tokoh lebih hidup. Pengolahan intonasi dapat dilakukan dengan cara:
a. Menaik- turunkan volume suara
b. Merendah- tinggikan frekuesnsi nada bicara
c. Mengatur tempo pengucapan
d. Mengatur dan mengolah warna serta tekstur suara
Dirangkum dari:
BSE XI: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia
BSE XI: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia
No comments:
Post a Comment
Don't forget to comment^^
Feel free to submit your comment, just type it here ^^