Friday, November 9, 2012

Praktikum Reaksi Redoks

Sebenarnya dalam keseharian kita, kita sering menjumpai reaksi redoks. Misalnya, sebuah apel. Sesaat setelah diiris dan dibiarkan di udara terbuka, warna daging apel yang tadinya putih perlahan- lahan berubah menjadi cokelat. Pada saat melakukan pembakaran pada kertas, karbon dalam kertas bereaksi dengan oksigen, dan kertas pun terbakar. Pagar rumah kita yang terbuat dari besi tadinya berwarna putih, hijau dan sebagainya lama kelamaan akan berkarat. Pengaratan logam merupakan peristiwa oksidasi logam oleh oksigen dari udara.

Ketiga peristiwa yang tersebut merupakan contoh dari reaksi redoks. Perubahan warna pada apel merupakan ciri terjadinya reaksi kimia. Tepatnya reaksi reduksi- oksidasi (redoks). Kertas yang dibakar termasuk reaksi oksidasi . Pagar yang berkarat merupakan reaksi redoks. Selain seperti yang disebutkan di atas, reaksi redoks juga terjadi pada peristiwa lainnya, baik dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam proses industri. Oleh karena itu, dengan tujuan mengenal beberapa reaksi redoks antara logam dengan suatu larutan, kami melakukan pengamatan mengenai reaksi oksidasi dan reduksi logam dengan suatu larutan.

Alat :
Tabung reaksi 6 buah

Bahan :
1. Larutan CuSO4 1M
2. Larutan HCl 1M
3. Serbuk besi
4. Lempeng Zn (Dalam percobaan ini, digunakan paku)
5. Logam Mg





Langkah Kerja:
1. Masukan masing-masing 2 mL larutan CuSO4, HCl ke dalam tabung reaksi
2. Masukan sepotong logam Zn ke dalam larutan CuSO4, logam Mg ke dalam larutan HCl dan serbuk besi kedalam larutan HCl
3. Amati yang terjadi pada logam dan larutan di atas, dan catat hasil pengamatan pada tabel

Hasil Pengamatan:
 1. Logam Zn pada larutan CuSO4 mengalami perubahan setelah reaksi
> Pada logam: Berkarat
> Pada larutan: Menghasilkan gelembung
> Zat lain yang terjadi: Jika didiamkan terus menerus, warna larutan akan berubah menjadi bening

2. Logam Mg pada larutan HCl mengalami perubahan setelah reaksi
> Pada logam: Menjadi menciut dan lama- lama habis
> Pada larutan: Bergelembung, panas, dan berbuih
> Zat lain yang terjadi: Tabung reaksi terasa panas. Larutan tidak berubah warna, tetap bening

3. Logam Fe pada larutan HCL mengalami perubahan setelah reaksi
> Pada logam: Gelembung menempel pada paku yang tenggelam
> Pada larutan:Tidak tampak perubahan apa- apa
> Zat lain yang terjadi: Ketika paku dikeluarkan dari larutan, paku berkarat dengan cepat.

 
Selengkapnya...

Tepi Penantian


Dia menghela napas panjang. Menatap cahaya lampu malam dari atas jembatan kota kelahiran kami. Untuk yang kesekian kalinya malam ini. Kami diam dalam sunyi. Aku menunggu. Tidak peduli berapa lama pun aku akan menunggu. Tekadku sudah bulat sejak petang tadi, setelah semua keberanian telah aku kumpulkan untuk bertemu dengannya. Kini, saling bertatapan di bawah sinar rembulan yang semakin memudar, tekad itu tak ikut larut. Aku benar- benar terdiam dan menunggu. Menunggu kata- kata itu keluar sendiri darinya. Menunggu jawaban apa pun darinya. Tidak peduli berapa lama pun waktu yang Ia butuhkan untuk mengatakannya. Tidak peduli berapa banyak lampu di hadapan kami telah padam. Aku akan menunggu.

Aku akan menunggu.
Karena jauh.. jauh sekali aku telah memutuskan hal ini. 
Hal tentang aku dan kamu. 

Lalu kini, di dalam diamnya aku menunggu, diam- diam aku menarik napas tertahan. Detik ini, menit ataukah mungkin hitungan jam, aku berada di antara dua pilihan. Usai sudah pengaguman ini ataukah berujung pada pengaguman tiada akhir.

Separuh hatiku ingin pergi dan segera berlari tanpa menunggu jawabmu. Separuh yang lain menang, dikuatkan oleh tekad. Aku memilih untuk menetap di sampingmu, bersama menatap ke arah pantulan rembulan pada riak di bawah jembatan.





"Kau kedinginan?" Dia bertanya, tatapannya lembut. Sekilas aku bereaksi atas pertanyaannnya itu, mendongak menatapnya, lalu kembali beralih pada riak air. Menggeleng teramat hati- hati. 


Sungguh, setelah sekian lama dalam keheningan, kalimat pertama yang Ia ucapkan masih untuk orang selain dirinya. Perhatian yang amat besar itu saat ini terasa berbeda. Kebaikannya itu, teramat takut aku menodainya dengan luka. Kembali sunyi. Entah apa yang ada di dalam pikirannya, tapi kali ini dalam pikiranku aku sibuk mencari berbagai alasan atas setiap kebaikan yang Ia lakukan. 

Lama aku menunggu saat ini. Sebab selama ini aku lebih banyak menahan diri. Berusaha mengimbangi langkahmu, lalu perlahan maju di depan. Hingga akhirnya nanti, kau bisa mengandalkanku untuk menuntunmu. Sepenuhnya. Jadi, nanti kau tak akan pernah mau berlari tanpa menggenggam lenganku. Takjub sebenarnya. Tidak pernah terpikir sebelumnya, aku dapat berpikiran sangat terencana seperti ini. Tidak heran memang, kalau ternyata ini semua kau lah sumbernya. 

Tapi, kau tahu? aku tak pernah mau meletakkan pengaguman ini di atas diriku. Mengendalikanku sepenuhnya seperti bangku kosong di hadapan setir kendali. Oleh karena itu, hari ini aku tidak takut hancur atas kemungkinan terburuk. Di atas pengaguman ini terdapat penghambaan yang memang sengaja dan seharusnya kuletakkan pada posisi pertama. Di atas lebih namamu. Dan atas penghambaan itu lah pengaguman ini ada. 

Aku meneguhkan hati, semakin mantap. Lalu memutuskan merobek kesunyian ini, yang berkali- kali menginterupsi. Aku membuka suara. 

"Jawabanmu.. ?" Lamat- lamat aku ucapkan kata itu. Khawatir Ia lupa alasan aku masih berdiri di sini. Menggenggam dua buah cincin yang entah akan melingkar di jari kami berdua atau teronggok bisu di sudut kamar. 

Semua tergantung jawabnya.
 ------------------------------------------------------------------------------- 
Teruntuk penantian yang terlampau lama. 
Namun indah pada saatnya. 
Bersabarlah duhai hati.. 
 -AO-
Selengkapnya...

Sunday, July 15, 2012

Cerita Rakyat

Ciri- Ciri Cerita Rakyat:
  1. Diturunkan secara turun temurun melalui komunikasi lisan 
  2. Isi cerita biasanya bersifat istanasentris 
  3. Tokoh biasanya berupa dewa atau manusia setengah dewa
  4. Mengisahkan kejadian luar biasa di luar logika 
  5. Latar waktu mengisahkan kejadian pada zaman dahulu kala 
  6. Menggunakan diksi zaman dahulu 
Contoh Cerita Rakyat:
  • Sangkuriang
  • Malin Kundang 
  • Bawang Merah Bawang Putih 
  • Keong Mas 
  • Lutung Kasarung 
  • Timun Mas
Selengkapnya...

Just Let Me Know

Pada akhirnya aku harus bertahan. Lagi.
Mereka bilang kita harus saling percaya. Tapi pada akhirnya "I'm the only one who doesn't know anything"

I'm a little tired of this kind of joke. Am I so unreliable enough to know? Ignore my presence. I'm getting used to this kind of game. Little by little, even though you don't tell me : Somehow I just know it. Selengkapnya...

Friday, June 22, 2012

White Lie

Of course I'm happy. No. I was happy. Because somehow I realize. This is feel like cheating. I'm not happy at all. This is not true. This is a lie. I show a lie. and I can't do something to fix it. There's nothing I could do. So frustrating. This white lie. 

At first, you didn't know anything. Just keep on going with the flow. But after that you feel something wrong, scream: "No. This is not true." you heard something like that. Telling you again and again. Repeat it in your mind. And it makes you can't stop thinking about it. 

Time for you to decide: "This is true or not?" "Really this is true." "No this is not." Arguing with yourself, whether it's true or not. Your mind trying to make a doze of excuse, trying to tell; "It's okay. It's true." But another part of you keep telling that this is not true.

It makes you hard to decide. 
Yes, really hard to decide. So hard.
I'm telling you:
 "It is White Lie after all"
Selengkapnya...

Monday, May 28, 2012

Teori Drama

Hal- hal yang harus diperhatikan sebelum pementasan drama:

1. Baca naskah drama yang akan dipentaskan berkali- kali hingga watak tokoh benar- benar dapat dipahami
2. Setelah mengetahui watak tokoh, pilih pemain yang cocok dan mampu memerankan tokoh
3. Pertimbangkan perbandingan usia dan perawakan tokoh
4. Pertimbangkan pula kemampuan pemain. Sebaiknya pilih pemain yang 'pintar', yang dapat menguasai peran yang dimainkan hanya dalam waktu singkat

Hal- hal yang harus diperhatikan saat pementasan drama:

1. Posisi Tokoh (Blocking)
Posisi tokoh atau biasa disebut blocking bertujuan mengatur gerak panggung pemain agar para pemain tidak saling menutupi sehingga penonton dapat melihat mimik dan ekspresi masing- masing pemain drama. Gerak panggung sebaiknya sebagai berikut:
a. Gerak panggung hanya dilakukan jika ada maksud dan tujuan tertentu
b. Gerak panggung dapat menarik perhatian penonton
c. Gerak panggung boleh dilakukan sambil berbicara atau berurutan. Apabila berbicara terlebih dahulu baru kemudian bergerak, utamakan geraknya. Sedangkan apabila bergerak dulu baru kemudian berbicara utamakan bicaranya.
d. Gerak panggung hanya dilakukan dengan gerak maju. Gerak mundur dan menyamping sebaiknya dilakukan jika hanya ada alasan tertentu.
e. Gerak panggung cepat mengidentifikasikan ada suatu hal yang penting sedangkan gerak panggung lambat menunjukkan kesedihan, keputusasaan, atau kekhidmatan.

2. Tata Busana
Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain baik bahan , model maupun cara pemakaiannya. Biasanya tugas ini dirangkap oleh penata rias, karena untuk menampilkan rupa dan postur tokoh, pemain perlu dirias dengan pakaian yang cocok. Peran dan fungsi tata busana adalah:
a. Mendukung pengembangan watak pemain
b. Meningkatkan daya saran dan daya suasana
c. Personalisasi pemain, membedakan pemain yang satu dengan pemain lainnya. Penata busana sebaiknya adalah orang yang dapat menafsirkan tokoh dan memantaskan rias dan pakaian.

3. Tata Panggung
Keadaan panggung yang dibutuhkan untuk pementasan drama yang menggambarkan tempat, waktu dan suasana. Panggung adalah arena atau tempat pementasan drama. Agar penonton yang duduk di belakang dapat melihat dengan jelas, panggung sebaiknya diletakkan di depan dan lebih tinggi dari kursi penonton. Penata panggung sebaiknya adalah orang yang mengerti keindahan dan komposisi penataan yang baik.

4. Tata Lampu
Pengaturan cahaya di panggung oleh penata lampu. Menggunakan kotak besar berlensa berisi lampu ratusan watt yang dinamakan spot light. Penata lampu sebaiknya mengerti teknik kelistrikan.

5. Tata Suara
Pengaturan pengeras suara dan musik pengiring agar suasana lebih meyakinkan dan mantap bagi para penonton.  Penata musik harus pintar menafsirkan musik pengiring yang cocok.

Tahap- tahap saat akan mementaskan drama

1. Membaca umum
Membaca dialog secara bergantian dari awal hingga akhir dengan tidak berdasarkan dialog yang akan diucapkan pada saat pementasan melainkan semua dialog secara bergilir. Bertujuan agar para pemain mengetahui semua dialog lawan mainnya, memperdalam intonasi, cepat lambat suara dan memantapkan pengetahuan jalan cerita

2. Membaca terpusat
Membaca dialog dari awal hingga akhir secara bergantian berdasarkan dialog yang akan dibacakan pada pementasan. Bertujuan melancarkan percakapan antar pemain, melatih mimik dan meningkatkan penguasaan jalan cerita secara menyeluruh

3. Berlatih akting dan blocking

Pemain mengetahui bagaimana teknik muncul yang baik, mimik dan gerak, menonjolkan perasaan dan pikiran dalam dialog dan memperhatikan perpindahan gerak.

4. Observasi

Untuk memerankan tokoh dengan penghayatan yang dalam. Amati peristiwa, kebiasaan yang berkaitan dengan tokoh yang akan diperankan.

5. Uji Coba

Hasil latihan diuji coba dengan memperhatikan:
1. Para pemain sudah hapal dialog
2. Akting dan blocking sudah dikuasai
3. Segala properti yang akan digunakan sudah siap pakai

Dalam drama terdapat tokoh protagonis yaitu  tokoh yang pertama- tama menghadapi masalahdan terlibat dalam kesukaran, merupakan tokoh penggerak cerita. Tokoh antagonis penghalang dan pembawa masalah bagi protagonis. Dan tokoh tritagonis, tokoh yang merupakan kepercayaan antagonis atau protagonis.

Mementaskan drama sederhana perlu melatih hal berikut:

1. Gerak- gerik (Gestur)
Pemain drama perlu mengontrol tubuh agar sesuai dengan peran. Hal ini dapat dilatih dengan latihan olah tubuh dan observasi terhadap figur tokoh yang diperankan.

2. Mimik (Ekspresi)
Bertujuan agar penonton mengetahui suasana hati yang diperlihatkan oleh tokoh. Hal ini dapat dilatih dengan senam wajah

3. Intonasi
Bertujuan agar penonton tidak jenuh dan pemranan tokoh lebih hidup. Pengolahan intonasi dapat dilakukan dengan cara:
a. Menaik- turunkan volume suara
b. Merendah- tinggikan frekuesnsi nada bicara
c. Mengatur tempo pengucapan
d. Mengatur dan mengolah warna serta tekstur suara

Dirangkum dari:
BSE XI: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia
Selengkapnya...

Sunday, May 27, 2012

Fakta dan Opini dalam Editorial


Editorial atau tajuk rencana adalah tulisan dalam surat kabar atau majalah yang berisi permasalahan aktual berdasarkan sudut pandang redaksi surat kabar atau majalah tersebut. Editorial berisi fakta atau opini. 

Dalam tajuk rencana, fakta adalah hal- hal aktual yang diambil dari gejala atau peristiwa tertentu di masyarakat. Sedangkan opini adalah tanggapan redaksi terhadap gejala atau peristiwa yang dijadikan pokok pembicaraan dalam tajuk rencana.

Dirangkum dari:
BSE XI: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia
Selengkapnya...