Thursday, January 10, 2013

Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Pada zaman dahulu, manusia menggunakan bagian tubuhnya untuk mengukur panjang suatu benda. Oleh karena itu, kita mengenal istilah hasta, depa, dan jengkal sebagai satuan panjang. Bangsa Mesir Kuno menggunakan hasta, yaitu panjang dari siku sampai ujung jari tengah. Adapun panjang rentang kedua lengan tangan disebut satu depa. Di Inggris, satuan yang serupa dengan depa adalah fathom, yang sampai saat ini masih digunakan untuk mengukur kedalaman laut. Akan tetapi dengan cara pengukuran seperti itu, apakah setiap orang akan mendapatkan hasi l pengukuran yang sama? Tentu saja tidak. Mengapa?

       Jika akan mengukur panjang benda, kita harus memiliki ukuran panjang pembanding. Bila kita menggunakan jengkal tangan kita, hasilnya belum tentu sama denagn hasil pengukuran yang diperoleh teman kita. Hal ini disebabkan ukuran jengkal masing masing orang berbeda. Oleh karena itu, jengkal tangan, depa, hasta, dan yang semisal dengan itu tidak dapat dijadikan standar, karena ukuran tubuh setiap orang tidaklah sama. Sebaliknya, ketika kita mengukur panjang menggunakan penggaris, hasil pengukuran kita dan orang lain akan sama. Hal tersebut dikarenakan penggaris merupakan suatu alat ukur yang memiliki ukuran pembanding yang dapat digunakan oleh semua orang.

           Dari penjelasan tersebut, dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa mengukur ialah proses membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran tertentu yang diketahui atau ditentukan sebagai satuan. Adapun besaran ialah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan nilai. Satuan menunjukkan besaran pembanding yang dipakai dalam pengukuran. Contohnya, misalkan tinggi badanmu 155 cm. Tinggi badanmu merupakan besaran yang diukur, sedangkan satuan sentimeter (cm) sebagai besaran pembanding. Jadi angka 150 disebut nilai besaran yang diukur (kuantitas pengukuran) dan cm sebagai besaran pembanding yang disebut satuan.

           Besaran seperti panjang, berat, tinggi termasuk besaran Fisika. Namun, ada pula besaran yang bukan merupakan besaran Fisika. Besaran-besaran ini tidak memiliki patokan yang jelas karena  sangat bergantung pada penilaian setiap orang. Contoh besaran yang bukan termasuk besaran Fisika, diantaranya cantik, cerdas, dan baik.

Satuan seperti depa, hasta, jengkal dan semisalnya disebut sebagai satuan tidak baku karena hanya berlaku satu tempat dan hasil pengukurannya tidak selalu sama. Oleh karena itu, untuk mempermudah pengukuran, dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan keseragaman system satuan antarnegara yang bersifat baku atau standar. Suatu satuan standar harus memenuhi hal- hal berikut ini:
·  Satuan yang ditetapkan tidak mengalami perubahan oleh pengaruh apapun
·  Satuan tersebut harus selalu sama kapan pun dan dimana pun
· Satuan yang ditetapkan harus mudah dipakai oleh siapa saja yang menggunakannya

Berdasarkan syarat tersebut, pada tahun 1975, para ilmuwan di Perancis telah menciptakan suatu standar system yang berlaku menyeluruh di seluruh dunia, yaitu dengan mendefinisikan sistem satuan baku dan dikenal dengan nama sistem Satuan Internasional (SI). Sistem ini dikenal juga dengan nama sistem metrik.

Dalam Fisika, kita mengenal besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok yaitu besaran yang satuannya dipakai sebagai dasar penentuan besaran-besaran lain. Ada tujuh besaran pokok dalam Satuan Internasional (SI).

Besaran Turunan ialah besaran yang diturunkan dari satu atau beberapa besaran pokok. Satuan besaran turunan diperoleh dari satuan besaran besaran pokok. Besaran turunan ada banyak. Berikut beberapa contoh besaran turunan beserta satuannya:


No comments:

Post a Comment

Don't forget to comment^^
Feel free to submit your comment, just type it here ^^