Aku bertanya keberadaan Tuhanku
Kata mereka Dia berada paling dekat denganku
Oh, apa aku begitu buta untuk sesuatu yang sangat dekat?
Aku sampai pada satu kesimpulan; inilah buta yang sesungguhnya
Mereka bertanya padaku, katanya ada yang butuh pertolongan
Aku hanya menatap heran, kata mereka suara jeritan, rintihan
Api menyebar dari rumah belakang, seseorang berteriak kebakaran
Detik sebelumnya, Aku tidak mendengar suara sekeras itu
Tapi kata mereka, suara itu sudah keras sedari tadi
Aku sampai pada satu kesimpulan: Ah, inilah tuli sesungguhnya
Beribu orang berteriak, beribu orang berseru, beberapa yang pemalu hanya berbisik
Mereka yang berjiwa pujangga melantunkan beribu diksi,
Beberapa yang punya figur berorasi
Sedang aku masih dalam gumaman yang sama; tak jelas
Oh, apakah ini bisu yang sesungguhnya?
Aku ingin menangis
Setelah sebelumnya aku menyadari
betapa buta dan tuli aku sebenarnya
Suara lembut mengalun dalam gendang telingaku
Ia mengajakku untuk mendengar semua itu
Dengarlah..
Teriakan cacian, seruan kebencian, bisikan kedengkian,
lantunan makian, orasi kecemburuan.
Aku mendongakkan kepala, mataku tidak lagi berkaca- kaca
Sadar untuk sesuatu yang tidak perlu jadi kutangisi
Sekarang saatnya bergegas membenah diri
16052011
07:37
© AO
Selengkapnya...
Sunday, February 3, 2013
Dari Si Buta, Tuli dan Bisu
Labels:
Rangkaian Kata
Thursday, January 10, 2013
Menentukan Satuan Internasional dari Besaran Turunan
Satuan Internasional besaran turunan diperoleh
dari penjabaran satuan besaran- besaran pokok yang menyertai penurunan definisi
dari besaran turunan yang bersangkutan. Oleh karena itu sering dijumpai satuan
turunan dapat berkembang lebih dari satu macam karena penjabaran besaran
turunan dari definisi yang berbeda. Jika suatu besaran turunan merupakan
perkalian besaran pokok , satuan besaran turunan itu juga merupakan perkalian
satuan besaran pokok, begitu juga berlaku didalam satuan besaran turunan yang
merupakan pembagian besaran pokok. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara
lain :
1. Diperoleh dari pengukuran
langsung dan tidak langsung,
2. Mempunyai satuan lebih
dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.
Berikut penjabaran penurunan satuan
besaran-besaran pokok menjadi satuan besaran turunan.
1.
Luas
Luas adalah besaran yang
menyatakan ukuran
dua dimensi (dwigatra) suatu bagian permukaan yang dibatasi dengan jelas,
biasanya suatu daerah yang dibatasi oleh kurva tertutup. Satuannya diperoleh
dari turunan satuan dua besaran pokok panjang. Satuan panjang adalah meter dengan
simbol m.
Satuan
Luas = panjang x lebar
=
besaran panjang x besaran panjang
= m x m
= m²
|
2. Volume
Volume
adalah Penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu
objek. Objek itu bisa berupa benda yang beraturan ataupun benda yang tidak
beraturan. Benda yang beraturan misalnya kubus, balok, silinder, limas,
kerucut, dan bola. Benda yang tidak beraturan misalnya batu yang ditemukan di
jalan. Volume merupakan besaran turunan,
yang disusun oleh besaran pokok panjang.
Satuan Volume =
panjang x lebar x tinggi
= besaran panjang x besaran panjang x besaran panjang
= m x m xm
= m³
|
3. Kecepatan
Kecepatan adalah suatu
vektor dari besar dan arah gerakan. Nilai absolut skalar (magnitudo) dari
kecepatan disebut kelajuan (bahasa Inggris: speed).
Kecepatan dinyatakan dengan perubahan jarak yang ditempuh per satuan waktu. Berdasarkan
definisinya, kecepatan merupakan besaran turunan yang disusun oleh besaran
pokok panjang dan waktu.
Satuan
Kecepatan = jarak/ waktu
= besaran
panjang / besaran waktu
= m/s
|
4.
Percepatan
Percepatan didefinisikan sebagai
perubahan kecepatan dibagi selang waktu. Percepatan bisa bernilai positif dan
negatif. Bila nilai percepatan positif, hal ini menunjukkan bahwa kecepatan
benda yang mengalami percepatan positif ini bertambah (dipercepat). Sebaliknya
bila negatif, hal ini menunjukkan bahwa kecepatan benda menurun (diperlambat).
Contoh percepatan positif adalah: jatuhnya buah dari pohonnya yang dipengaruhi
oleh gravitasi.
Sedangkan contoh percepatan negatif adalah: proses pengereman mobil. Satuan
percepatan diperoleh dari turunan dari satuan besaran pokok panjang dan waktu.
5. Gaya
Gaya merupakan suatu besaran yang menyebabkan benda
bergerak. Gaya memiliki besar dan arah, sehingga
merupakan besaran vektor.
Gaya didefinisikan sebagai massa x percepatan. Satuan internasional dari gaya
adalah Newton. Satuannya diperoleh dari turunan besaran pokok massa, panjang
dan waktu.
Newton adalah Satuan
Internasional gaya dengan lambang N. Dinamai dari Sir Isaac
Newton. Satu
newton adalah besarnya gaya yang diperlukan untuk membuat benda bermassa satu kilogram
mengalami percepatan sebesar
satu meter per detik per detik.
Selengkapnya...
Labels:
Pengetahuan
Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Pada zaman dahulu, manusia
menggunakan bagian tubuhnya untuk mengukur panjang suatu benda. Oleh karena
itu, kita mengenal istilah hasta, depa, dan jengkal sebagai satuan panjang.
Bangsa Mesir Kuno menggunakan hasta, yaitu panjang dari siku sampai ujung jari
tengah. Adapun panjang rentang kedua lengan tangan disebut satu depa. Di
Inggris, satuan yang serupa dengan depa adalah fathom, yang sampai saat ini
masih digunakan untuk mengukur kedalaman laut. Akan tetapi dengan cara
pengukuran seperti itu, apakah setiap orang akan mendapatkan hasi l pengukuran
yang sama? Tentu saja tidak. Mengapa?
Jika
akan mengukur panjang benda, kita harus memiliki ukuran panjang pembanding.
Bila kita menggunakan jengkal tangan kita, hasilnya belum tentu sama denagn
hasil pengukuran yang diperoleh teman kita. Hal ini disebabkan ukuran jengkal
masing masing orang berbeda. Oleh karena itu, jengkal tangan, depa, hasta, dan
yang semisal dengan itu tidak dapat dijadikan standar, karena ukuran tubuh
setiap orang tidaklah sama. Sebaliknya, ketika kita mengukur panjang
menggunakan penggaris, hasil pengukuran kita dan orang lain akan sama. Hal
tersebut dikarenakan penggaris merupakan suatu alat ukur yang memiliki ukuran
pembanding yang dapat digunakan oleh semua orang.
Dari penjelasan tersebut, dapat diperoleh
suatu kesimpulan bahwa mengukur ialah proses membandingkan suatu besaran yang
diukur dengan besaran tertentu yang diketahui atau ditentukan sebagai satuan.
Adapun besaran ialah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan nilai.
Satuan menunjukkan besaran pembanding yang dipakai dalam pengukuran. Contohnya,
misalkan tinggi badanmu 155 cm. Tinggi badanmu merupakan besaran yang diukur,
sedangkan satuan sentimeter (cm) sebagai besaran pembanding. Jadi angka 150
disebut nilai besaran yang diukur (kuantitas pengukuran) dan cm sebagai besaran
pembanding yang disebut satuan.
Besaran
seperti panjang, berat, tinggi termasuk besaran Fisika. Namun, ada pula besaran
yang bukan merupakan besaran Fisika. Besaran-besaran ini tidak memiliki patokan
yang jelas karena sangat bergantung pada
penilaian setiap orang. Contoh besaran yang bukan termasuk besaran Fisika,
diantaranya cantik, cerdas, dan baik.
Satuan seperti depa, hasta, jengkal
dan semisalnya disebut sebagai satuan tidak baku karena hanya berlaku satu
tempat dan hasil pengukurannya tidak selalu sama. Oleh karena itu, untuk
mempermudah pengukuran, dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan
keseragaman system satuan antarnegara yang bersifat baku atau standar. Suatu
satuan standar harus memenuhi hal- hal berikut ini:
· Satuan yang ditetapkan tidak mengalami
perubahan oleh pengaruh apapun
· Satuan tersebut harus selalu sama kapan
pun dan dimana pun
· Satuan yang ditetapkan harus mudah
dipakai oleh siapa saja yang menggunakannya
Berdasarkan syarat tersebut, pada
tahun 1975, para ilmuwan di Perancis telah menciptakan suatu standar system
yang berlaku menyeluruh di seluruh dunia, yaitu dengan mendefinisikan sistem
satuan baku dan dikenal dengan nama sistem Satuan Internasional (SI). Sistem
ini dikenal juga dengan nama sistem metrik.
Dalam Fisika, kita mengenal besaran
pokok dan besaran turunan. Besaran pokok yaitu besaran yang satuannya dipakai
sebagai dasar penentuan besaran-besaran lain. Ada tujuh besaran pokok dalam
Satuan Internasional (SI).
Besaran Turunan ialah besaran yang
diturunkan dari satu atau beberapa besaran pokok. Satuan besaran turunan diperoleh
dari satuan besaran besaran pokok. Besaran turunan ada banyak. Berikut beberapa
contoh besaran turunan beserta satuannya:
Labels:
Pengetahuan
Monday, January 7, 2013
Kisi- Kisi UN SMA
Selamat Belajar ! :D
Semoga pendidikan di Indonesia semakin jujur. Yuk STOP itu contek mencontek, beli- beli kunci, dan apalah itu yang nggak jujur. Setuju yaa.. Sepakat yaa.. Kita hindari jiwa 'koruptor' dalam diri kita. Ketidakjujuran yang dibangun di dunia pendidikan ayo BERANTAS!
Mencontek bukanlah sebuah kebiasaan. Gak ada alasan untuk mencontek. Perilaku tidak jujur itu cuma dilakukan orang yang pecundang, malas, dan nggak percaya diri. Tentunya itu bukan ciri kita, generasi penerus bangsa~ :)
Malu kalo alasan mencontek HANYA untuk NILAI
sebegitu rendahnya kah harga diri kamu? Se- simple itu kah ? Fine. Bener. Untuk masuk PTN, emang butuh nilai yang bagus. Tapi siapa yang bangga dengan orang sukses yang berhati tidak jujur? Toh, Rakyat se- dunia TIDAK ADA yang bangga dengan para koruptor. Malah menghujat habis- habisan. In the end, yang penting itu akhlak seseorang. Perilakunya. Tuh saat ini lagi booming- boomingnya liputan Gebrakan Jokowi :P *Yuk rakyat Jawa Barat, siap- siap ! kenali calon pemimpinnya dari sekarang~
Lebih malu lagi kalo alasan mencontek -yangkatanyasupayanilaibagus- untuk ngebahagiain orang tua
Nah lho !? Sama aja nggak sih itu dengan mengkhianati orang tua kita? Lho? Lho kok?!
Yaa nih logikanya: orang tua kita udah sebegitu kerja kerasnya kerja, cari uang, dengan cara yang halal, dengan kerjaan baik- baik demi kita bisa menimba ilmu.. Eeh, dengan mencontek secara nggak langsung berarti Anda menodai kerja keras itu dengan cara yang nggak halal. Kejam itu.. Disekolahin kan supaya pinter, tau apa yang boleh dilakukan dan yang nggak boleh dilakukan, lalu diterapkan dong..
Tapi sekarang ini anehnya orang tua mendukung perihal contek- mencontek ini.. Saat ini tidak jarang anak yang santai- santai saja menjelang UN sedangkan orang tuanya sibuk ke sana kemari: Beli soal. Beli Kunci.
Huffh.. Menyedihkan.
"Ayah, Bunda, Para orang tua.. Tolong jangan racuni kami, jangan rusak perilaku kami, jadikan kami generasi penerus bangsa yang benar- benar dapat memperbaiki, memajukan bangsa ini. Ajarkan kami tidak hanya lewat kata, tetapi teladan. Sungguh, kami sebenarnya tak butuh kata, teladanmu sudah lebih dari cukup, sebab kami telah muak dengan kebohongan mereka yang berdusta."
Yuk sama- sama belajar :)
UN 2013... I'm coming !
Download Kisi- Kisi UN SMA 2013 Program IPA
Selengkapnya...
Download Kisi- Kisi UN SMA 2013 Program IPS
Download Kisi- Kisi UN SMA 2013 Program Bahasa
Friday, November 9, 2012
Praktikum Reaksi Redoks
Sebenarnya dalam keseharian kita, kita sering menjumpai reaksi redoks. Misalnya, sebuah apel. Sesaat setelah diiris dan dibiarkan di udara terbuka, warna daging apel yang tadinya putih perlahan- lahan berubah menjadi cokelat. Pada saat melakukan pembakaran pada kertas, karbon dalam kertas bereaksi dengan oksigen, dan kertas pun terbakar. Pagar rumah kita yang terbuat dari besi tadinya berwarna putih, hijau dan sebagainya lama kelamaan akan berkarat. Pengaratan logam merupakan peristiwa oksidasi logam oleh oksigen dari udara.
Ketiga peristiwa yang tersebut merupakan contoh dari reaksi redoks. Perubahan warna pada apel merupakan ciri terjadinya reaksi kimia. Tepatnya reaksi reduksi- oksidasi (redoks). Kertas yang dibakar termasuk reaksi oksidasi . Pagar yang berkarat merupakan reaksi redoks. Selain seperti yang disebutkan di atas, reaksi redoks juga terjadi pada peristiwa lainnya, baik dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam proses industri. Oleh karena itu, dengan tujuan mengenal beberapa reaksi redoks antara logam dengan suatu larutan, kami melakukan pengamatan mengenai reaksi oksidasi dan reduksi logam dengan suatu larutan.
Alat :
Tabung reaksi 6 buah
Bahan :
1. Larutan CuSO4 1M
2. Larutan HCl 1M
3. Serbuk besi
4. Lempeng Zn (Dalam percobaan ini, digunakan paku)
5. Logam Mg
Langkah Kerja:
1. Masukan masing-masing 2 mL larutan CuSO4, HCl ke dalam tabung reaksi
2. Masukan sepotong logam Zn ke dalam larutan CuSO4, logam Mg ke dalam larutan HCl dan serbuk besi kedalam larutan HCl
3. Amati yang terjadi pada logam dan larutan di atas, dan catat hasil pengamatan pada tabel
Hasil Pengamatan:
1. Logam Zn pada larutan CuSO4 mengalami perubahan setelah reaksi
> Pada logam: Berkarat
> Pada larutan: Menghasilkan gelembung
> Zat lain yang terjadi: Jika didiamkan terus menerus, warna larutan akan berubah menjadi bening
2. Logam Mg pada larutan HCl mengalami perubahan setelah reaksi
> Pada logam: Menjadi menciut dan lama- lama habis
> Pada larutan: Bergelembung, panas, dan berbuih
> Zat lain yang terjadi: Tabung reaksi terasa panas. Larutan tidak berubah warna, tetap bening
3. Logam Fe pada larutan HCL mengalami perubahan setelah reaksi
> Pada logam: Gelembung menempel pada paku yang tenggelam
> Pada larutan:Tidak tampak perubahan apa- apa
> Zat lain yang terjadi: Ketika paku dikeluarkan dari larutan, paku berkarat dengan cepat.
Tepi Penantian
Dia menghela napas panjang. Menatap cahaya lampu malam dari atas jembatan kota kelahiran kami. Untuk yang kesekian kalinya malam ini. Kami diam dalam sunyi. Aku menunggu. Tidak peduli berapa lama pun aku akan menunggu. Tekadku sudah bulat sejak petang tadi, setelah semua keberanian telah aku kumpulkan untuk bertemu dengannya. Kini, saling bertatapan di bawah sinar rembulan yang semakin memudar, tekad itu tak ikut larut. Aku benar- benar terdiam dan menunggu. Menunggu kata- kata itu keluar sendiri darinya. Menunggu jawaban apa pun darinya. Tidak peduli berapa lama pun waktu yang Ia butuhkan untuk mengatakannya. Tidak peduli berapa banyak lampu di hadapan kami telah padam. Aku akan menunggu.
Karena jauh.. jauh sekali aku telah memutuskan hal ini.
Hal tentang aku dan kamu.
Lalu kini, di dalam diamnya aku menunggu, diam- diam aku menarik napas tertahan. Detik ini, menit ataukah mungkin hitungan jam, aku berada di antara dua pilihan. Usai sudah pengaguman ini ataukah berujung pada pengaguman tiada akhir.
Separuh hatiku ingin pergi dan segera berlari tanpa menunggu jawabmu. Separuh yang lain menang, dikuatkan oleh tekad. Aku memilih untuk menetap di sampingmu, bersama menatap ke arah pantulan rembulan pada riak di bawah jembatan.
"Kau kedinginan?" Dia bertanya, tatapannya lembut. Sekilas aku bereaksi
atas pertanyaannnya itu, mendongak menatapnya, lalu kembali beralih pada
riak air. Menggeleng teramat hati- hati.
Sungguh, setelah sekian lama dalam keheningan, kalimat pertama yang Ia
ucapkan masih untuk orang selain dirinya. Perhatian yang amat besar itu
saat ini terasa berbeda. Kebaikannya itu, teramat takut aku menodainya
dengan luka. Kembali sunyi. Entah apa yang ada di dalam pikirannya, tapi
kali ini dalam pikiranku aku sibuk mencari berbagai alasan atas setiap
kebaikan yang Ia lakukan.
Lama aku menunggu saat ini. Sebab selama ini aku lebih banyak menahan diri. Berusaha mengimbangi langkahmu, lalu perlahan maju di depan. Hingga akhirnya nanti, kau bisa mengandalkanku untuk menuntunmu. Sepenuhnya. Jadi, nanti kau tak akan pernah mau berlari tanpa menggenggam lenganku. Takjub sebenarnya. Tidak pernah terpikir sebelumnya, aku dapat berpikiran sangat terencana seperti ini. Tidak heran memang, kalau ternyata ini semua kau lah sumbernya.
Tapi, kau tahu? aku tak pernah mau meletakkan pengaguman ini di atas diriku. Mengendalikanku sepenuhnya seperti bangku kosong di hadapan setir kendali. Oleh karena itu, hari ini aku tidak takut hancur atas kemungkinan terburuk. Di atas pengaguman ini terdapat penghambaan yang memang sengaja dan seharusnya kuletakkan pada posisi pertama. Di atas lebih namamu. Dan atas penghambaan itu lah pengaguman ini ada.
Aku meneguhkan hati, semakin mantap. Lalu memutuskan merobek kesunyian ini, yang berkali- kali menginterupsi. Aku membuka suara.
"Jawabanmu.. ?" Lamat- lamat aku ucapkan kata itu. Khawatir Ia lupa alasan aku masih berdiri di sini. Menggenggam dua buah cincin yang entah akan melingkar di jari kami berdua atau teronggok bisu di sudut kamar.
Semua tergantung jawabnya.
-------------------------------------------------------------------------------
Teruntuk penantian yang terlampau lama.
Namun indah pada saatnya.
Bersabarlah duhai hati..
-AO-
Selengkapnya...
Labels:
Cerpen,
Quotes,
Rangkaian Kata
Sunday, July 15, 2012
Cerita Rakyat
Ciri- Ciri Cerita Rakyat:
- Diturunkan secara turun temurun melalui komunikasi lisan
- Isi cerita biasanya bersifat istanasentris
- Tokoh biasanya berupa dewa atau manusia setengah dewa
- Mengisahkan kejadian luar biasa di luar logika
- Latar waktu mengisahkan kejadian pada zaman dahulu kala
- Menggunakan diksi zaman dahulu
- Sangkuriang
- Malin Kundang
- Bawang Merah Bawang Putih
- Keong Mas
- Lutung Kasarung
- Timun Mas
Subscribe to:
Posts (Atom)