Sunday, December 18, 2011

Biografi Max Weber


Max Weber lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864 dan meninggal di Munich pada 14 Juni 1920 pada umur 56 tahun. Max Weber adalah adalah seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu sosiologi dan administrasi negara modern. Ada beberapa karya utama Webber, yakni : Methodological Essays (1902), The Protestan Ethic and the Spirit Of Capitalism(1902-4), Economy and Society (1910-1914), Sociology of Religion (1916). .

Karyanya yang paling populer adalah esai yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, yang mengawali penelitiannya tentang sosiologi agama. Weber berpendapat bahwa agama adalah salah satu alasan utama bagi perkembangan yang berbeda antara budaya Barat dan Timur. Dalam karyanya yang terkenal lainnya, Politik sebagai Panggilan, Weber mendefinisikan negara sebagai sebuah lembaga yang memiliki monopoli dalam penggunaan kekuatan fisik secara sah, sebuah definisi yang menjadi penting dalam studi tentang ilmu politik Barat modern.

Weber lahir dari keluarga kelas menengah, ayahnya, Max Weber Sr adalah politikus liberal, pegawai sipil dan seorang birokrat yang menduduki posisi politik yang relatif penting dan menjadi bagian dari kekuasaan politik yang mapan. Oleh sebab itu ia menjauhkan diri dari setiap aktivitas dan idealisme yang memerlukan pengorbanan pribadi atau yang dapat menimbulkan ancaman terhadap kedudukannya dalam sistem. Lagi pula sang ayah adalah seorang yang menyukai kesenangan duniawi dan dalam hal ini, juga dalam berbagai hal lainnya, ia bertolak belakang dengan istrinya.

Ibunya, Helene Fallenstein adalah seorang Calvinis yang taat, wanita yang berupaya menjalani kehidupan prihatin (asetic) tanpa kesenangan seperti yang sangat menjadi dambaan suaminya. Perhatiannya kebanyakan tertuju pada aspek kehidupan akhirat; ia terganggu oleh ketidaksempurnaan yang dianggapnya menjadi pertanda bahwa ia terganggu oleh ketidaksempurnaan yang dianggapnya menjadi pertanda bahwa ia tak ditakdirkan akan mendapat keselamatan di akhirat.

Perbedaan mendalam antara kedua pasangan ini menyebabkan ketegangan perkawinan mereka dan ketegangan ini berdampak besar terhadap Weber. Keadaan rumah tangga orang tua Weber jauh dari kata damai dan kompak, perbedaan kedua orang tuanya cenderung memunculkan konflik dalam rumah tangga. Hal ini semakin menyulitkan Weber, karena Weber juga bingung menentukan pilihan hidupnya. Karena tak mungkin menyamakan diri terhadap pembawaan orang tuanya yang bertolak belakang itu, Weber kecil lalu berhadapan dengan suatu pilihan jelas (Marianne Weber, 1975:62). Mula-mula ia memilih orientasi hidup ayahnya, tetapi kemudian tertarik makin mendekati orientasi hidup ibunya. Apapun pilihannya, ketegangan yang dihasilkan oleh kebutuhan memilih antara pola yang berlawanan itu berpengaruh negatif terhadap kejiwaan Weber.

Pada usia 13 tahun, tepatnya pada saat perayaan krimas tahun 1876, Weber menghadiahi orangtuanya 2 essai sejarah yang bertajuk “ About the course of German history, with special references tp the positions of emperor and the pope” dan “ About the Roman imperial period from Constantine to the migration of nations ”. Lebih kurang setahun selepas itu Weber menulis surat-surat dengan bertatah rujukan kepada Homer, Virgil, Cicero dan Livy dan Weber juga telah memiliki pengetahuan yang luas tentang Goethe, Spinoza, Kant dan Schopenhauer sebelum ia memasuki universitas.

Pada usia 18 tahun, Max Weber meninggalkan rumah dan mendaftarkan diri ke Universiti Heidelberg sebagai mahasiswa hukum, meskipun ia mahasiswa hukum, Weber juga meghadiri kuliah ekonomi, belajar medieval history dan teologi dan secara bersela bergabung dangan tentara Jerman di Strasbourg. Weber telah menunjukkan kematangan intelektual, tetapi ketika masuk universitas ia masih tergolong terbelakang dan pemalu dalam bergaul. Sifat ini cepat berubah ketika ia condong pada gaya hidup ayahnya dan bergabung dengan kelompok mahasiswa saingan kelompok mahasiswa ayahnya dulu. Secara sosial ia mulai berkembang, sebagian karena terbiasa minum bir dengan teman-temannya. Lagipula ia dengan bangga memamerkan parutan akibat perkelahian yang menjadi cap kelompok persaudaraan mahasiswa seperti itu. Dalam hal ini Weber tak hanya menunjukkan jati dirinya sama dengan pandangan hidup ayahnya tetapi juga pada waktu itu memilih karir bidang hukum seperti ayahnya.

Setelah kuliah tiga semester Weber meninggalkan Heidelberg untuk dinas militer dan tahun 1884 ia kembali ke Berlin, ke rumah orang tuanya, dan belajar di Universitas Berlin. Pada tahun 1888, Weber bergabung dengan “Verein fur Socialpolitik” sebuah kumpulan yang terdiri daripada pakar ekonomi Jerman yang tergabung dengan sekolah sejarah. Selain daripada itu Weber juga terlibat didalam politik dengan bergabung ke Evangelical Social Congress yang condong kiri. Ia tetap disana hampir 8 tahun untuk menyelesaikan studi hingga mendapat gelar Ph.D., dan menjadi pengacara dan mulai mengajar di Universitas Berlin. Akhirnya Weber menamatkan gelar doctor dengan tajuk disertase “The history of medieval business organization” pada tahun 1889. Dalam proses itu minatnya bergeser ke ekonomi, sejarah dan sosiologi yang menjadi sasaran perhatiannya selama sisa hidupnya. Selama 8 tahun di Berlin, kehidupannya masih tergantung pada ayahnya, suatu keadaan yang segera tak disukainya. Pada waktu bersamaan ia beralih lebih mendekati nilai-nilai ibunya dan antipatinya terhadapnya meningkat. Ia lalu menempuh kehidupan prihatin (ascetic) dan memusatkan perhatian sepenuhnya untuk studi. Misalnya, selama satu semester sebagai mahasiswa, kebiasaan kerjanya dilukiskan sebagai berikut : “Dia terus mempraktikkan disiplin kerja yang kaku, mengatur hidupnya berdasarkan pembagian jam-jam kegiatan rutin sehari-hari ke dalam bagian-bagian secara tepat untuk berbagai hal. Berhemat menurut caranya, makan malam sendiri dikamarnya dengan 1 pon daging sapi dan 4 buah telur goreng” (Mitzman, 1969/1971:48; Marianne Weber, 1975:105). Jadi, dengan mengikuti ibunya, Weber menjalani hidup prihatin, rajin, bersemangat kerja, tinggi dalam istilah modern disebut Workaholic (gila kerja).

Kemudian Verein membuat program penyelidikan untuk menguji “the polish question”, yang menyelidiki membanjirnya pekerja ladang ke Jerman Timur sebagai tenaga buruh lokal yang menjadikan kota industri tumbuh pesat di Jerman. Laporan akhir mereka dipuji sebagai karya yang sangat unggul di bidang penyelidikan empirical dan menaikkan nama Weber sebagai pakar dalam agrarian economic. Pada tahun 1893, Weber menikahi saudara jauhnya yang bernama Marianne Schnitger yang dikenal sebagai seorang feminis. Setahun berikutnya pasangan ini pindah ke Freiburg, tempat dimana Weber diangkat menjadi professor di bidang ekonomi di University Freiburg dan pada tahun 1896 di tempat yang sama di Universitas Heidelburg.

Pada 1897, ketika karir akademis Weber berkembang, ayahnya meninggal setelah terjadi pertengkaran sengit antara mereka. Tak lama kemudian Weber mulai menunjukkan gejala yang berpuncak pada gangguan safaf. Sering tak bisa tidur atau bekerja, dan enam atau tujuh tahun berikutnya dilaluinya dalam keadaan mendekati kehancuran total. Setelah masa kosong yang lama, sebagian kekuatannya mulai pulih di tahun 1903, tapi baru pada 1904, ketika ia memberikan kuliah pertamanya (di Amerika) yang kemudian berlangsung selama 6,5 tahun, Weber mulai mampu kembali aktif dalam kehidupan akademis tahun 1904 dan 1905 ia menerbitkan salah satu karya terbaiknya. The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism. Dalam karya ini Weber mengumumkan besarnya pengaruh agama ibunya di tingkat akademis. Weber banyak menghabiskan waktu untuk belajar agama meski secara pribadi ia tak religius.

Meski terus diganggu oleh masalah psikologis, setelah 1904 Weber mampu memproduksi beberapa karya yang sangat penting. Ia menerbitkan hasil studinya tentang agama dunia dalam perspektif sejarah dunia (misalnya Cina, India, dan agama Yahudi kuno). Menjelang kematiannya (14 Juni 1920) ia menulis karya yang sangat penting, Economy and Society. Meski buku ini diterbitkan, dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, namun sesungguhnya karya ini belum selesai. Selain menulis berjilid-jilid buku dalam periode ini, Weber pun melakukan sejumlah kegiatan lain. Ia membantu mendirikan German Sociological Society di tahun 1910. Rumahnya dijadikan pusat pertemuan pakar berbagai cabang ilmu termasuk sosiologi seperti Georg Simmel, Alfred, maupun filsuf dan kritikus sastra Georg Lukacs (Scaff, 1989:186:222). Weber pun aktif dalam aktivitas politik dimasa itu. Weber mencoba menguruskan sebuah parti politik sayap kiri yang menggabungkan Sosial Demokrat dan Liberal pada tahun 1912 namun tidak berhasil. Ada ketegangan dalam kehidupan Weber dan, yang lebih penting, dalam karyanya, antara pemikiran birokratis seperti yang dicerminkan oleh ayahnya dan rasa keagamaan ibunya. Ketegangan yang tak terselesaikan ini meresapi karya Weber maupun kehidupan pribadinya.

Selama perang dunia Weber menjadi direktur Rumah Sakit tentera di Heidelberg dan pada tahun 1915-1916 Weber duduk di lembaga yang cuba mempertahankan supremasi Jerman di Belgia dan Poland setelah perang. Weber melanjutkan kembali mengajar di University of Vienna dan pada tahun 1919 di University of Munich. Disini Weber mengetuai Institut Sosiologi Universiti Jerman. Dan akhirnya, Weber meninggal dunia pada 14 Juni 1920 kerana penyakit paru-paru.


:: Berbagai Sumber::

No comments:

Post a Comment

Don't forget to comment^^
Feel free to submit your comment, just type it here ^^